Menurut Basar, sebelum dibakar daging ayam mentah direndam bersama bumbu sate selama 1-2 jam. Baru setelah itu daging bisa dibakar dan siap disantap bersama bumbu tempe kedele.
"Sate ayam umumnya pakai bumbu kacang.
Tapi beda dengan sate ayam ambal, karena makanan khas Kebumen ini dari dulu pakai bumbu tempe kedele," ujar Basar di warungnya, Sabtu (29/03).
Untuk rasanya sendiri, daging sate ayam ambal sudah gurih, manis dan sedikit agak asin. Jika dicampur bumbu, dijamin rasanya akan sama persis dengan yang ada di Kebumen. Sebab, sate ambal disajikan dengan lontong dan bumbu tempe kedele yang dipisah pakai mangkok kecil.
"Tentu saya mengutamakan penyajiannya termasuk penggunaan daging ayam segar yang sudah mendapatkan sertifikat dari MUI DIY," ujar pensiunan yang memang asli dari Kebumen.
Warung sate yang buka tiap hari mulai pukul 13.00 WIB hingga 20.30 WIB itu kini sudah dikenal masyarakat sekitar. Hal itu tak lepas dari lokasi yang berada di dekat Kampus STIKES Aisyiyah Yogyakarta. Sehingga, dengan banyaknya kost-kostan itu membuat peluang usaha warung sate ayam ambal lebih terbuka lebar. Ditambah dengan masyarakat sekitar sudah mulai terbiasa makan sate tersebut.
"Memang kalau rasa tidak jauh berbeda dengan sate ayam Madura, cuma bedanya sate ini pakai bumbu tempe kedele," katanya.
Adapun seporsi sate ayam ambal pak Basar harganya Rp 8.000. Pembeli dapat 5 tusuk sate ayam plus lontong.
"Kami juga menyediakan paket hemat seharga Rp 10.000. Nantinya pembeli sudah bisa menyantap empuknya daging sate ayam ambal disertai lontong atau nasi plus segelas es teh segar," kata Basar.
Bagi penggemar kuliner khususnya sate ayam ambal, cobalah mampir sejenak di warung tersebut. Pelanggan bisa makan ditempat, dibungkus atau pesan untuk suatu acara.
"Kami siap melayani pesanan partai kecil atau partai besar. Untuk acara kantor, rapat, ulang tahun sampai acara pernikahan. Khusus partai besar dapat menghubungi dua hari sebelumnya," pungkas Basar. (Krjogja/LintasKebumen)