PEJAGOAN - Kendati jumlah petani ikan Kebumen kini bertambah banyak, namun di antara mereka hingga kini belum ada yang menguasai teknologi pembenihan ikan. Akibatnya, petani pun belum mandiri dalam hal pengadaan benih ikan.
"Untuk kebutuhan benih ikan air tawar sampai saat ini kami masih dipasok oleh petani benih di Banjarnegara dan Banyumas," ungkap Sardi (60), petani ikan merangkap pedagang benih ikan air tawar Desa Pakuran Kecamatan Pejagoan Kebumen, Selasa (27/05/2014).
Dikatakan Sardi, belum adanya penghasil benih ikan di Kebumen menyebabkan petani ikan sering kesulitan mencari benih ikan, khususnya di saat tingginya konsumsi ikan masyarakat. "Banyak petani ikan yang mengeluh sulitnya mendapatkan benih ikan seusai panen ikan di kolamnya. Kesulitan mendapatkan benih itu biasanya terjadi saat banyaknya warga membutuhkan ikan, seperti bulan-bulan ramai hajatan, bulan puasa dan masa lebaran," jelas Sardi.
Solehan (50), petani ikan Pakuran lainnya menjelaskan bahwa meningkatnya jumlah petani ikan disebabkan bertambahnya jumlah pedagang makanan berbahan baku ikan di Kebumen. Di samping itu, cara pemeliharaan ikan saat ini sudah praktis.
Dalam hal penyediaan kolam tak perlu repot-repot menggali tanah, khususnya di perkampungan yang lahan kosongnya terbatas, yaitu dengan cara pembuatan kolam berpelapis terpal. Sedangkan penyediaan air bisa dengan air PDAM, air sumur atau air tanah. Sayangnya kondisi ini tak didukung dengan stabilitas stok benih ikan di pasar, sehingga sering menyulitkan petani ikan.
"Menurut saya harus ada campur tangan pemerintah agar Kebumen bisa mandiri dalam hal pengadaan benih ikan. Bila petani ikan harus merintis pembenihan sendiri, selain terkendala waktu dan biaya, juga belum dikuasainya ilmu pembenihan," ujar Solehan. (Dwi/krjogja)