GOMBONG - Sejak masa Kerajaan hingga Kolonial, beberapa daerah di Jawa Tengah merupakan pusat pemerintahan maupun perdagangan. Tak heran jika banyak peninggalan bersejarah berupa bangunan-bangunan yang masih dapat kita saksikan hingga saat ini, seperti benteng, kantor, stasiun, dan sebagainya. Salah satu bukti peninggalan bersejarah di Jawa Tengah ialah benteng Van Der Wijck.
Benteng yang terletak di Gombong, sekitar 19 km dari pusat kota Kebumen ini, merupakan benteng peninggalan Kolonial Belanda yang memiliki keunikan. Keunikan benteng Van Der Wijck terletak pada bangunan yang seluruhnya terbuat dari batu bata. Bahkan atap benteng berbentuk segi delapan ini juga terbuat dari batu bata yang kokoh dan dibuat menyerupai bukit-bukit kecil, sehingga sangat ideal sebagai tempat pertahanan sekaligus pengintaian.
Usia benteng diperkirakan mencapai ratusan tahun karena dibangun pada masa perang Pangeran Diponegoro (1825-1830). Perkiraan ini dikaitkan dengan adanya petilasan Kyai Giyombong dan Kyai Gajahguling di Gombong. Keduanya adalah tokoh pendukung Pangeran Diponegoro di daerah Bagelen (Kedu Selatan).
Pada masa pendudukan Jepang, kompleks Benteng Van Der Wijck difungsikan sebagai tempat pelatihan anggota PETA (Pembela Tanah Air), sebuah organisasi tentara Indonesia bentukan Jepang untuk menghadapi sekutu. Pada masa ini, Jepang menutupi tulisan-tulisan Belanda dengan cat hitam.
Belanda kembali menguasai Gombong melalui Agresi Militer pada Juli 1947. Selanjutnya Belanda menciptakan garis demarkasi atau garis batas yang dikenal dikenal dengan nama garis Demarkasi Van Mook sebagai batas kekuasaan Belanda-Indonesia. Adapun Kompleks Benteng Van Der Wijck dijadikan sebagai markas pertahanan terdepan untuk menghadapi kekuatan RI yang berada di timur Sungai Kemit.
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, kompleks benteng dimanfaatkan oleh TNI Angkatan Darat. kerjasama dengan pihak swasta selaku investor, Benteng Van Der Wijck dikembangkan sebagai Daya Tarik Wisata sejak tahun 2000 silam. Kini kompleks Benteng Van Der Wijck telah dilengkapi dengan beragam fasilitas, antara lain permainan anak, gedung pertemuan, serta hotel wisata yang masih mempertahankan arsitektur asli bangunan.
Selain wisata sejarah, Kebumen juga memiliki potensi wisata bahari yang sangat luas membentang di bagian selatan, antara lain Pantai Menganti, Pantai Logending, Pantai Suwuk, Pantai Petanahan, dan Pantai Karangbolong. Masing- masing memiliki keunikan tersendiri dengan ombak besar khas pantai selatan. (Seruu)