SEMARANG - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah mengimbau pada partai politik, kader dan relawan agar tidak melayangkan kampanye hitam. Sebab kampanye demikian bisa jadi blunder politik dan justru merugikan citra calon presiden yang didukungnya.
Anggota KPU Jateng Divisi Sosialisasi Wahyu Setiawan mengatakan, kampanye negatif merupakan kampanye dengan mengemukakan kelemahan lawan politik. Kelemahan-kelemahan tersebut bisa jadi merupakan fakta ataupun pandangan-pandangan publik pada umumnya.
"Namun seharusnya tidak perlu, rakyat sudah cerdas dan sudah bisa membedakan mana kampanye hitam," katanya, Senin (2/6).
Daripada mempertaruhkan citra politik capres, Wahyu menyarankan agar tim pemenangan menggunakan strategi positif. KPU berharap, kampanye menjadi media untuk menawarkan visi, misi, dan program kerja kepada rakyat. Kampanye sehat juga akan mempengaruhi iklim politik yang positif.
Selain membuat rakyat mengenal calon pemimpin luar dalam, juga meningkatkan persepsi publik yang positif pada politik dan pemerintah. Pada akhirnya, rakyat akan merasa memiliki Pemilu sehingga merasa butuh dan penting menggunakan hak pilihnya.
"Rakyat sudah cerdas, kita harapkan kampanye dijadikan media untuk merebut hati rakyat dengan cara-ara yang damai dan mengedukasi, yaitu dengan menawarkan visi, misi, dan program kerja," paparnya.
Di tempat terpisah, Sekretaris DPD PDIP Jateng Agustina Wilujeng justru tidak percaya bahwa kampanye hitam dilakukan peserta Pilpres atau tim pemenangan. Menurutnya kampanye hitam adalah pekerjaan kelompok yang tidak ingin Pilpres berjalan aman dan damai.
"Misal Mas Jokowi diisukan macam-macam, saya tidak percaya itu berasal dari pasangan lain. Itu dari orang-orang yang tidak suka pilpres berjalan baik," ujarnya.
Maka Agustina menyerukan pada para pelontar kampanye hitam untuk menghentikan kegiatannya. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk memilih presiden dan wakil dengan cara-cara yang bisa dipertanggungjawabkan.
"Mari memilih pemimpin baik dengan cara-cara yang baik," tegasnya. (SuaraMerdeka)