PANGANDARAN - Sebagai daerah pesisir yang memiliki objek wisata pantai, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah mengakui memerlukan Badan Penyelamatan Wisata Tirta (Balawista). Karena belum memiliki Balawista, akhirnya mereka pun melakukan studi banding ke Kabupaten Pangandaran.
Dikatakan Budi, Kabupaten Kebumen memiliki daerah pesisir pantai sekitar 55 kilometer. Daerah tersebut pun rawan dan bahaya gempa tsunami.
"Kita belum memiliki petugas penyelamat dan belum membentuk Balawista. Fungsi Balawista sangat penting. Untuk itu kita belajar ke Balawista Pangandaran," ucapnya Sabtu (31/5/2014).
Masih dikatakan Budi, Kabupaten Kebumen memiliki lima obyek wisata. Namun, untuk petugas yang melakukan penyelamatan pantai itu masih sukarelawan dari masyarakat.
"Tim relawan mereka bekerja dengan ikhlas dan panggolan hatinya. Hal tersebut tidak efisien. Kami berharap dalam waktu dekat Balawista sudah dapat terbentuk dan ada tim khusus untuk pengamanan dan penyelamatan pantai," ujarnya.
Diungkapkan Budi, Kebumen merupakan daerah rawan bencana. Di tingkat nasional, menduduki posisi 12, dan ketiga di Jawa Tengah sebagai daerah yang rawan bencana.
"Penduduk pesisir pantai kita tidak sepadat Pangandaran. Namun tetap kita harus membuat antisipasi pengamanan dan membuat solusinya," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Balawista Pangandaran Dodo Taryana mengatakan bahwa petugas Balawista Pangandaran pun awalnya warga yang secara sukarela menjadi tim penyelamat.
"Kita berupaya memberikan pelayanan, kenyamanan, dan penyelamatan bagi pengunjung yang membutuhkan," ujarnya.
Dijelaskan Dodo, hal penting dalam tugas sebagai Balawista adalah harus menyelamatkan korban. Karena korban harus selamat. (PikiranRakyat)