Laman

Selasa, 03 Juni 2014

Turiman, Dua Tahun Seberangkan Orang



ALIAN  - Terbatasnya jembatan yang melintasi Sungai Luk Ulo bagi sebagian masyarakat menjadi penghambat transportasi, khususnya warga yang berada di antara Jembatan Luk Ulo Tembana penghubung Kebumen-Pejagoan dan Jembatan Luk Ulo Karanggayam penghubung Karangsambung-Karanggayam. Namun, warga di antara dua jembatan yang berjarak sekitar 20 km yang ingin bepergian ke daerah di seberang sungai terbesar di kebumen itu tak harus memutar jauh melalui jembatan. Ada sarana penyeberangan sungai alternatif berupa rakit (gethek) penyeberang sungai Luk Ulo.
Turiman (50), warga Kebagoran Kecamatan Pejagoan Kebumen adalah salah satu yang melayani jasa rakit penyeberangan. Pangkalan penyeberangannya berada di Jl. Karangsambung, Desa Kemangguan Kecamatan Alian. Setiap hari, mulai dari anak sekolah, guru, pedagang, penggiling padi, hingga pencari rumput ia seberangkan dari Kemangguan menuju Kebagoran, Peniron, Kebakalan atau sebaliknya. Dua tahun sudah ia menjalankan profesi jasa sosial tersebut dengan tarif seiklasnya.

"bayaran seikhlasnya, mas. Kadang ada yang kasih 10 ribu, 5 ribu, 2 ribu bahkan pernah ada pula yang tidak memberi imbalan." jelas Turiman saat ditemui Berita Kebumen On Line, Senin (2/6/2014).

Ia mengaku menjalani pekerjaanya dengan niat ibadah, membantu memudahkan orang menyeberang sungai tanpa mematok tarif. Ia yakin Tuhan yang akan membalas dan memberinya rizki. Terbukti dalam sehari, bapak tiga anak ini bisa membawa pulang uang rata-rata 40 ribu hingga 70 ribu jika beruntung.

"Kalau sungai banjir malah bagus, banyak yang menyeberang" imbuhnya.

Seharian, ia bisa 30 kali bolak-balik menyeberang sungai. Pernah ia membawa 6 sepeda motor sekaligus 12 orang penumpangnya sekali angkut. Pernah pula mengangkut 25 orang beserta bawaanya sekaligus saat Peringatan Isro' Mi'roj lalu.

Saat tak ada yang membutuhkan jasanya, ia mencari rumput untuk pakan ternak di rumah sembari menunggu pelanggan datang. (BK01/mat)

DAFTAR BLOG TER-UPDATE