PEMALANG - Gunung Api Slamet tercatat 14 kali meletus dan mengeluarkan abu vulkanik berwarna kelabu tebal setinggi 600 meter, serta satu kali mengeluarkan sinar api (lava pijar), Jumat (9/5/2014) pagi.
"Ketinggian lontaran lava pijar itu mencapai 200 meter," kata Ketua Pos Pemantauan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sudrajat.
Dia mengatakan peristiwa vulkanik tersebut terjadi dalam rentang waktu pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB. Abu vulkanik mengarah ke barat yang mencakup wilayah Kabupaten Tegal dan Brebes.
"Namun, karena lontaran yang tidak terlalu tinggi, kemungkinan abu hanya sampai di sekitar lereng gunung saja," terang Sudrajat, Jumat (9/5/2014) pagi.
"Namun, karena lontaran yang tidak terlalu tinggi, kemungkinan abu hanya sampai di sekitar lereng gunung saja," terang Sudrajat, Jumat (9/5/2014) pagi.
Sementara itu, dari sisi kegempaan, kata Sudrajat, tercatat sebanyak 14 kali gempa letusan dan 18 kali gempa embusan, serta satu kali gempa tektonik. Hingga berita ini diunggah, status gunung yang berada di antara Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Brebes, dan Tegal, itu masih tetap berstatus Siaga (Level III).
Masyarakat diimbau agar tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak. Sementara itu, Bupati Tegal Ki Enthus Susmono baru-baru ini memprediksi kendati status Gunung Slamet berubah menjadi Siaga III, namun gunung tersebut tidak akan meletus. Kecuali hewan-hewan yang ada di hutan Gunung Slamet turun ke pemukiman warga.
"Patokan saya kalau hewan sudah mulai turun, berati gunung slamet akan meletus," ungkapnya.
Seperti diketahui, Gunung Slamet awalnya berstatus Waspada. Namun sejak 30 April 2014 pukul 10.00, gunung tersebut berubah status menjadi Siaga level III. Dengan adanya kenaikan status itu, warga diminta untuk tidak mendekat dalam jarak 2 kilometer dari puncak gunung. (Tribun Jateng/LintasKebumen©2014)