Sebanyak 939 peserta yang terdiri dari 178 polisi laki-laki, dan 761 polisi wanita, dinyatakan lolos seleksi penerimaan Brigadir Polri 2014 wilayah Jateng. Mereka berhasil mengumpulkan nilai tertinggi dari berbagai tes yang dilakukan dan menyingkirkan belasan ribu peserta lainnya.
Dia adalah Seno Widi Atmoko (19), warga desa Ngabean, Rt1/3, Mirit, Kabupaten Kebumen, Jateng. Saat dirinya dipanggil ke panggung oleh panitia, saat itulah diketahui jika dirinya anak seorang petani tulen dari daerah Kebumen.
“Orangtua saya hanya petani,” kata dia disambut tepuk tangan para peserta, termasuk petinggi Polri yang hadir dalam pengumuman itu, Jumat (30/5/2014).
Saat ditemui wartawan, Seno tidak dapat menutupi rasa harunya. Sambil berkaca, dia meluapkan kegembiraannya karena berhasil lolos seleksi Brigadir sekaligus menyabet peserta terbaik dengan perolehan nilai 74,92.
“Sungguh ini sebuah berkah yang luar biasa, saya tidak menyangka dapat lolos dan menjadi yang terbaik. Perjuangan saya selama proses seleksi ternyata tidak sia-sia,” imbuhnya.
Sementara itu, Kapolda Jateng Irjen Nur Ali melalui Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Liliek Darmanto mengatakan, dengan diraihnya nilai tertinggi oleh Seno yang notabene anak petani, merupakan bukti jika proses penerimaan Brigadir dilakukan secara akuntabel dan transparan.
“Jadi siapa bilang kalau hanya anak pejabat, anak polisi yang bisa lolos seleksi ini, buktinya anak seorang petani juga lolos, bahkan menjadi yang terbaik. Ini bukti jika proses seleksi sudah kami lakukan dengan sangat bagus,” kata dia.
Lebih lanjut, Liliek mengatakan, dengan diumumkannya proses seleksi tersebut, tuntas sudah pelaksanaan penerimaan Brigadir Polisi tahun 2014 ini. Para peserta yang lolos itu nantinya akan ditempatkan diberbagai lokasi pendidikan di tiga tempat berbeda, yakni SPN Purwokerto, SPN Makassar, dan SPN Jogjakarta.
“Mereka akan digembleng selama tujuh bulan untuk kemudian siap ditugaskan diberbagai posisi di Polri,” imbuhnya.
Kepada peserta yang lulus proses seleksi, namun tidak dipanggil, karena keterbatasan kuota, Liliek mengimbau kepada mereka agar tidak berkecil hati. Sebab, tidak menutup kemungkinan mereka akan dipanggil kembali jika dibutuhkan.
“Dari belasan ribu itu, ada 1.300 peserta yang dinyatakan lulus seleksi. Namun karena keterbatasan kuota di Jateng, kami hanya mengambil 939 saja. Ini sedang digodok di Mabes Polri mengenai kemungkinan mereka ditarik kembali dan diikutkan ke Polda lainnya yang kekurangan,” imbuhnya.
Liliek mengingatkan, agar para peserta yang lolos tidak terlalu bersenang-senang. Fisik dan mental mereka harus dipersiapkan untuk mengikuti proses pendidikan selanjutnya.
“Jangan terlalu berlebihan, kesehatan harus dijaga, karena proses pendidikan masih akan menguras cukup energi,” pungkasnya.
(san)