"Produksi dibatasi karena proyek pembangunan lagi sepi. Kalau harus empat kali membakar genteng dalam sebulan, takutnya tidak cepat laku," papar Saeful (35) pengusaha genteng di Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen, Selasa (13/5/2014).
Tempat pembakaran genteng atau tobong yang dimiliki, memiliki kapasitas pembakaran hingga 20.000 genteng. Sepinya proyek dalam beberapa bulan terakhir, membuatnya hanya berani melakukan pembakaran dua kali dalam sebulan.
Meski produksi dibatasi, genteng yang telah dibakar tidak bisa langsung laku. Ia harus mencari peluang pasar hingga ke berbagai kota di Pulau Jawa. Sebaliknya, jika proyek lagi ramai, tobongnya terus membara membakar genteng pesanan yang datang kota-kota di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Genteng yang dibuat Saeful hanya jenis magas dan plentong. "Kalau magas harganya Rp 1.700. Plentong Rp 1.500. Harga itu belum termasuk ongkos kirim," terang Saeful yang menanti proyek kembali ramai di musim kemarau. (Suk/krjogja)