KEBUMEN - Meski dikenal dengan penghasil kelapa, harga kelapa di Kebume melambung di bulan Ramadan ini. Harga kelapa tua di tingkat pengecer tembus Rp 4.000/butir, sedangkan kepala muda lebih tinggi lagi mencapai Rp 5.000/butir.
Tingginya harga kelapa itu dikeluhkan Mukinah (65) pemilik warung makan di Desa Kewayuhan, Pejagoan. Pasalnya harga sebelum puasa masih Rp 3.000/butir. "Setiap hari saya butuh puluhan butir kelapa tua untuk membuat santan, baik untuk membuat masakan maupun membuat kolak menyediakan pelanggan berbuka puasa," ujar Mukinah, Jumat (11/7).
Pedagang kelapa di Pasar Giwangretno, Kecamatan Sruweng, Khojin (45) mengatakan, tingginya harga kelapa karena permintaan sangat tinggi selama Ramadan. Selain permintaan dari lokal Kebumen, kelapa permintaan dari luar daerah juga cukup tinggi.
Khojin mengaku, pasokan kelapa ke luar daerah seperti Semarang meningkat 100 %. Jika biasanya hanya satu truk fuso, sekarang dua truk setiap hari. Akan tetapi karena harus berebut dengan kebutuhan lokal, terkadang permintaan itu tidak dapat terpenuhi.
"Terbatasnya stok dengan tingginya kebutuhan membuat harga kelapa terus naik," imbuh Khojin.
Mukamin (55) pedagang kelapa lain menambahkan, dia membeli kelapa dari petani dengan sistem rut besar dan kecil. Satu butir kelapa dihargai dengan kisaran Rp 2.500-Rp 3.000. Hasil membeli petani lantas disortir menjadi tiga kelompok yakni kelompok ABC. Untuk kelompok A atau super harganya dijual dengan harga Rp 3.500 bahkan bisa lebih jika dijual di luar kota. Kelompok B terjual Rp 2.500 sampai Rp 3.000.
Untuk kelompok C bisa atau BS ini kondisinya agak busuk karena terlalu tua, pecah, ukurannya tidak masuk standar karena terlalu kecil. "Kelapa jenis ini laku terjual Rp 700 -Rp 1000/butir," ujarnya seraya mengatakan, pembeli kelapa jenis ini biasanya pedagang minyak kopra.
( Supriyanto / CN38 / SMNetwork )