Hal itu berimplikasi bahwa perguruan tinggi harus meluluskan alumni yang siap kerja. Untuk itu perlu ditilik kembali kurikulum yang berafiliasi pada dunia industri, kurikulum yang berbasis pada potensi siswa yang memberi perhatian pada pendidikan intelegensia, dan kompetensi yang berhubungan dengan dunia kerja.
Demikian dikatakan Prof Dato’ Dr Ibrahim Ahmad Bajunid dari INTI-Laureate International Universities Malaysia dalam International Conference on Educational Research dan Innovation (ICERI) 2014 di Hotel UNY.
Lebih lanjut dikatakan bahwa isu tentang kerjasama universitas dan dunia industri telah dicermati dalam konteks ide universitas dan proses belajar mengajar. ''Beberapa perdebatan terkait dengan kerjasama industri-universitas bermunculan,'' katanya.
Di antaranya ekspansi perguruan tinggi dengan beberapa programnya, serta yang lebih khusus, pada isu tentang lulusan yang belum bekerja. Prof Dato’ Dr Ibrahim Ahmad Bajunid menambahkan bahwa isu yang banyak diperdebatkan adalah kurikulum yang kurang sesuai, penguasaan keahlian untuk dunia kerja serta kurangnya kompetensi dalam soft skills.
Rektor UNY, Prof Dr Rochmat Wahab MPd MA mengatakan, bahwa riset merupakan salah satu agenda penting dari tiga hal yang harus dilakukan akademisi. ''Penelitian dosen merupakan usaha sistematis untuk menjawab beberapa pertanyaan,'' katanya.
Menurut ketua pelaksana ICERI Dr Widarto, konferensi itu memberikan kesempatan bagi guru, dosen, praktisi pendidikan, mahasiswa, dan para pemangku kepentingan untuk
berbagi pengetahuan, pengalaman, dan temuan penelitian yang relevan untuk mengembangkan praktik-praktik pendidikan yang tidak hanya fokus pada produk, tetapi juga proses.
''Konferensi bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan kebijakan pendidikan, inovasi dalam metode penelitian,'' katanya.( Bambang Unjianto / CN26 / SuaraMerdeka)