YOGYAKARTA - Sebanyak 87 persen orang yang kehilangan pekerjaan atau macet karirnya disebabkan karena tidak memiliki etika kerja yang baik. Berdasarkan survei, kualitas lulusan perguruan tinggi yang diharapkan dunia kerja, ternyata nilai (IPK) hanya menempati urutan ke-17.
Sementara urutan teratas yaitu kemampuan komunikasi, diikuti oleh kejujuran/integritas, kemampuan bekerja sama, kemampuan interpersonal, beretika, dan lain-lain.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr Ali Mahmudi Kaprodi Pendidikan Matematika FMIPA UNY pada acara pelatihan softskill bagi mahasiswa FMIPA UNY. Pelatihan yang dilaksanakan di FMIPA itu diikuti oleh 400 mahasiswa.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk menghadapi masa depan yang belum jelas, jika hanya mempelajari apa yang sekarang sudah ada, itu tidak akan bisa. Maka salah satu yang bisa dikembangkan adalah keterampilan berfikir.
''Ilmu yang dipelajari hari ini boleh dilupakan. Tapi kemampuan berfikir yang dilatihkan selama perkuliahan, kemampuan berfikir kritis, itu tetap diperlukan oleh segala jenis pekerjaan,'' lanjutnya.
Pembicara lain Prof Dr Sri Atun dosen Pendidikan Kimia FMIPA UNY dalam paparannya mengatakan bahwa setiap orang punya cita-cita. Dan setiap cita-cita pasti akan ada kendala, jika cita-cita tidak kuat atau apa adanya maka cita-cita tersebut akan tertutup kendala.
Misalnya untuk mengajukan beasiswa harus mengumpulkan syarat-syarat dan malas untuk mencarinya maka orang itu gagal meraih cita-cita mendapat beasiswa.
Dari hasil survei yang ada, dia menjelaskan bahwa dari sekelompok orang, 27 persen orang yang tidak punya cita-cita jelas maka dalam kurun 10 tahun mendatang orang-orang tersebut menjadi orang gagal. Sebanyak 60 persen orang mempunyai cita-cita tapi tidak jelas maka menjadi orang rata-rata.
Sedangkan 10 persen orang punya cita-cita jelas maka mereka menjadi orang yang sukses, dan 3 persen orang yang punya cita-cita tertulis maka dalam 10 tahun mendatang menjadi orang yang sangat sukses.
( Bambang Unjianto / CN26 / SuaraMerdeka )