Asih (40) warga yang rumahnya berseberangan dengan jalan ambrol menuturkan, terjadinya jalan ambrol tidak disangka sebelumnya. Karena saat ambrol tidak disertai hujan atau banjir, dua minggu yang lalu.”Tiba-tiba ambrol saja, dengan disertai suara seperti rumah ambruk, bruuung,” ungkapnya, Minggu (11/5).
Iapun bergegas keluar rumah melihat asal suara. Ternyata tebing ruas jalan yang bersis berada di depan rumahnya ambrol. Akibat ruas jalan ambrol, menyebabkan penyempitan jalan. Terlebih, setiap hari ramai pengendara motor dan mobil lewat. “Jadi harus ekstra hati-hati, ketika melintas jangan terlalu mepet ke ruas jalan yang ambrol, bisa-bisa terjeblos,” himbaunya.
Kepala Desa setempat, Amirudin melalui Kaur Pembangunan, Nur Khafidz mengatakan, pihaknya mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut pada pihak terkait agar perbaikan bisa segera dilakukan. Sebab bisa saja kerusakan bertambah parah, mengingat jalur tersebut cukup sering dilintasi kendaraan baik motor maupun mobil. “Jalur ini merupakan salah satu akses masyarakat yang cukup vital, menghubungkan dua desa Kemangguhan dan Karangtanjung. Atau menghubungkan dua kecamatan Karangsambung dengan Alian,” katanya.
Sejak peristiwa itu, iapun sudah melakukan pemotretan dan mengukur ruas jalan yang mengalami ambrol dan seberapa besar kerusakanya sebagai bahan laporan.
Menurutnya, ruas jalan yang ambrol sepanjang 13 meter tersebut dipicu oleh bangunan irigasi sungai dibawah jalan ambrol karena sudah tua. “Bangunan tembok irigasi selain berfungsi sebagai saluran air juga sebagai tebing jalan. Karena kondisinya sudah tua, akhirnya ambrol dan memakan aspal badan jalan,” terangnya.
Pihaknya berharap, agar dinas terkait segera memperbaiki ruas jalan tersebut. Mengingat, jalan tersebut setiap hari ramai dilewati kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. (har/bdg/radarbanyumas)