KEBUMEN - Temuan kasus penyakit tuberkulosis (TB) Paru di Kabupaten Kebumen tergolong tinggi. Dari hasil temuan Sub-sub Recipient (SSR) TB Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kebumen sejak tahun 2010 sampai dengan 2014 ini, ada sekitar 4.700 warga Kebumen yang terdeteksi mengidap penyakit TB.
"Sejak lima tahun ini kita telah menemukan ada .4.700 orang yang terjangkit TB. Dari jumlah tersebut diketahui 400 orang posistif menderita TB Paru berat dan 4.300 orang lainya baru dinyatakan terindikasi TB Paru,"kata ketua program SSR TB PD Asyiyah Kebumen,Sri Hadi Widiastuti saat ditemui diruang kerjanya,kemarin.
Lanjut dia, dari 400 penderita yang dinyatakan postsif TB Paru berat, 70 persenya sudah sembuh setelah ditangani oleh SSR PD Aisyiyah Kebumen. Sedangkan 4.300 orang lainya dalam tahap pendampingan untuk penyembuhan. Berdasarkan hasil penelitian Sri Hadi dilapangan, penyebaran penyakit berbahaya tersebut, hampir ditemukan diseluruh desa diwilayah Kebumen.
"Sedangkan dari hasil temuan kita juga, sebagian penderita penyakit ini kebanyakan berasal dari kalangan ekonomi menengah kebawah,"ujarnya
Jelasnya lagi, penyebaran penyakit TB di wilayah Kebumen tergolong sangat cepat.Pasalnya penularan penyakit tersebut yang cukup mudah. Mengingat penyakit tersebut bisa menular melalui ludah atau kuman yang terbawa debu dan lewat udara ketika penderita TB tersebut batuk. Selain itu , cepatnya penularany TB juga akibat perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat Kebumen masih cukup rendah.
Sri Hadi juga menghimbau agar warga segera periksakan dirinya ke puskesmas atau rumah sakit terdekat jika terindikasi gejala penyakit tersebut. Karena jika penyakit TB Paru yang diderita sudah sangat kronis, maka bisa menyebabkan kematian. Beberapa ciri-ciri penyakit tersebut antara lain sudah dua minggu batuk tapi tidak kunjung sembuh dan keluar keringat dingin disertai demam.
"Apabila masyarakat masih bingung, maka mereka bisa mendatangi tim pelayanan SSR TB PD Aisyiyah Kebumen yakni di kantor PD Muhammadiyah Kebumen jalan Indrakila N0.38 A Kebumen atau tim SSR Aisyiyah di tingkat Desa dan Kecamatan masing-masing . Disana mereka akan didampingi dan mendapatkan pengobatan gratis sampai sembuh,"tutur Sri Hadi.
Tambah Sri Hadi, jika tahun-tahun sebelumnya SSR PD Aisyiyah Kebumen hanya mengelola program penanganan TB Paru, mulai tahun 2014 ini berkembang ke TB HIV/AID. Pengembangan penanganan tersebut seiring dengan adanya penemuan TB HIV/AIDS di Kebumen oleh tim SSR PD Aisyiyah.
"TB HIV/AID ini merupakan jenis TB yang lebih berbahaya dan juga lebih sulit disembuhkan ketimbang TB Paru. Oleh sebab itu untuk memutus penyebaran penyakit TB ini, maka kita perlu untuk menemukan terlebih dulu penderitanya dan kemudian mengobatinya,"tambah dia.
Sementara itu terpisah Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (Kabid PMK) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kebumen, Tri Anggorowati SKM MSi menuturkan, pada tahun 2013 kemarin pihaknya menemukan ada 655 orang yang postif menderita TB Paru di Kebumen. Sedangkan dalam tri wulan pertama tahun 2014 ini ,pihaknya menemukan ada 120 orang lagi penderita TB Paru.
"Dengan penemuan kasus TB Paru di Kebumen tersebut tergolong cukup tinggi. Oleh sebab itu Dinkes Kebumen setiap tahunya menargetkan bisa menemukan 1.300 penderita TB untuk ditangani guna meminimalisir penyebaranya,"tuturnya.(ben/CK)