KEBUMEN - Masyarakat pecinta olahraga di Kebumen meminta Pemkab lebih memperhatikan pembinaan semua cabang olahraga. Langkah mengorbankan stadion yang sempat dipakai untuk pasar darurat jangan sampai terulang. Hal itu diungkapkan tokoh penggerak olahraga di Kebumen, Priyambodo, kemarin.
"Olahraga di Kebumen mati suri dan semestinya semua pihak baik pembina dan Pemkab harus mawas diri serta mau duduk bersama membahas pembinaan olahraga," tandas Priyambodo yang dikenal sebagai pelatih bola voli.
Menurut dia, dari hasil Porda yang lalu di Banyumas, posisi Kebumen rangking terbawah dari 35 kabupaten dan kota se-Jateng menghindikasikan ada sesuatu yang salah dalam pembinaan olahraga dan harus diperbaiki. Bahkan prestasi tersebut sangat memalukan. Mengingat, beberapa cabang olahraga sebenarnya bisa berprestasi asal ada pembinaan.
"Saya mengusulkan untuk sementara Kebumen tidak usah mengirim kontingen Porda Jateng. Lebih baik konsolidasi dulu ke dalam sambil melakukan pembinaan serius di setiap cabang olahraga dan kita pilih mana yang prioritas untuk dikembangkan," tandas dia.
Priyambodo mengemukakan, Kebumen pernah melahirkan atlet nasional di cabang judo, tinju dan pencak silat. Namun saat ini cabang andalan tersebut nyaris tidak ada pembinaan dan mati suri. Kebumen juga berpeluang memajukan cabang bola voli namun kesulitan latihan karena cukup lama tidak memiliki lapangan in door sehingga prestasi bola voli sering kalah.
Bahkan Priyambodo sangat sedih tatkala dua tahun lalu Stadion Chandradimuka dipakai sebagai pasar darurat. Hal itu menunjukkan para pengambil kebijakan di Pemkab tidak peduli pada pembinaan olahraga. "Jangan sampai lagi mengorbankan stadion untuk pasar darurat," ucap dia.
Sebelumnya Bupati Kebumen Buyar Winarso bertekad memperhatikan pembinaan olahraga. Pendanaan kepada KONI tiap tahun dinaikkan. Bahkan tahun ini Stadin Chandradimuka direnovasi dengan dana Rp 1,8 miliar setelah dipakai untuk pasar darurat. Renovasi stadion diharapkan bisa meningkatkan prestasi olahraga di Kebumen. (SuaraMerdeka/LintasKebumen©2014)
"Olahraga di Kebumen mati suri dan semestinya semua pihak baik pembina dan Pemkab harus mawas diri serta mau duduk bersama membahas pembinaan olahraga," tandas Priyambodo yang dikenal sebagai pelatih bola voli.
Menurut dia, dari hasil Porda yang lalu di Banyumas, posisi Kebumen rangking terbawah dari 35 kabupaten dan kota se-Jateng menghindikasikan ada sesuatu yang salah dalam pembinaan olahraga dan harus diperbaiki. Bahkan prestasi tersebut sangat memalukan. Mengingat, beberapa cabang olahraga sebenarnya bisa berprestasi asal ada pembinaan.
"Saya mengusulkan untuk sementara Kebumen tidak usah mengirim kontingen Porda Jateng. Lebih baik konsolidasi dulu ke dalam sambil melakukan pembinaan serius di setiap cabang olahraga dan kita pilih mana yang prioritas untuk dikembangkan," tandas dia.
Priyambodo mengemukakan, Kebumen pernah melahirkan atlet nasional di cabang judo, tinju dan pencak silat. Namun saat ini cabang andalan tersebut nyaris tidak ada pembinaan dan mati suri. Kebumen juga berpeluang memajukan cabang bola voli namun kesulitan latihan karena cukup lama tidak memiliki lapangan in door sehingga prestasi bola voli sering kalah.
Bahkan Priyambodo sangat sedih tatkala dua tahun lalu Stadion Chandradimuka dipakai sebagai pasar darurat. Hal itu menunjukkan para pengambil kebijakan di Pemkab tidak peduli pada pembinaan olahraga. "Jangan sampai lagi mengorbankan stadion untuk pasar darurat," ucap dia.
Sebelumnya Bupati Kebumen Buyar Winarso bertekad memperhatikan pembinaan olahraga. Pendanaan kepada KONI tiap tahun dinaikkan. Bahkan tahun ini Stadin Chandradimuka direnovasi dengan dana Rp 1,8 miliar setelah dipakai untuk pasar darurat. Renovasi stadion diharapkan bisa meningkatkan prestasi olahraga di Kebumen. (SuaraMerdeka/LintasKebumen©2014)