Tim Sistem Keamanan Pangan Terpadu (SKPT) yang terdiri atas Dinas Perindustri Perdagangan dan Pengelolaan Pasar (Disperindagsar), Kantor Ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan peternakan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Rabu (16/7) menggelar pantauan ke sejumlah pasar tradisional. Dia meminta masyarakat mewaspadai makanan yang tidak aman dikonsumsi, karena mengandung bahan berbahaya. Pada lebaran tahun lalu, pihaknya menemukan mie kuning tahu, dan kikil mengandung formalin. namun setelah dilakukan pembinaan, baik produsen maupun pedagang sudah mulai mengindahkan keamanan pangan.
Kepala Seksi Perlindungan Konsumen pada Dinas Perindagsar Kebumen, Agung Patuh Gunawan Ahmadi menambahkan, dari hasil monitoring tidak ditemukan adanya peredaran daging gelonggongan maupun peredaran daging celeng. Artinya, Kebumen masih aman dari peredaran daging celeng.
Dokter hewan Samsidi, dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kebumen memastikan stok daging sapi untuk kebutuhan konsumsi Lebarang sangat aman. Sementara itu, permintaan dan harga daging sapi masih stabil. Menurut H Anto, salah satu pedagang daging sapi Rp 92.000/kg. Biasanya, harga daging akan naik menjelang Lebaran, yakni mulai H-7.
"Tahun lalu harganya bisa sampai Rp 100.000/kg. Tapi untuk tahun inim kita lihat saja perkembanganya," ujar warga Desa Kalirejo, Kebumen, tersebut.
Dia menyampaikan, saat Ramadhan justru permintaan daging mengalami penurunan. Pasalnya, para pedagang bakso sebagian tutup. Namun peningkatan permintaan akan mencapai puncaknya pada H-1 Lebaran.
"Jika sehari biasanya memotong empat ekor sapi, juragan daging di Kalirejo, Pur yang juga kakaknya bisa memotong hingga 24 ekor sapi," ujarnya. (SuaraMerdeka/