Komputer Tianhe-2 yang dikembangkan Universitas Teknologi Pertahanan, di kota Changsa, China, ini mampu membuat 33.860 triliun kalkulasi per detik.
Tianhe-2, yang artinya Bima Sakti-2, berhasil mengalahkan komputer Titan milik Departemen Energi AS yang selama ini dianggap sebagai komputer tercepat di dunia.
Titan memiliki kemampuan 17,59 petaflop per detik atau 17.590 triliun per detik. Sebagai pembanding, otak manusia hanya mampu menghasilkan 10-20 petaflop per detik atau separuh di bawah kalkulasi yang dihasilkan Tianhe-2.
Ini adalah kali kedua komputer buatan China dinobatkan sebagai komputer tercepat di dunia.
Pada November 2010, pendahulu Tianhe-2, Tianhe-1A pernah menjadi komputer tercepat sebelum posisi itu diambil alih komputer K buatan Jepang beberapa bulan kemudian dalam daftar TOP500, yang disusun tiga pakar komputer dari AS dan Jerman.
Kemunculan Tianhe-2 menjadi indikasi, bagaimana China berhasil memanfaatkan kemajuan ekonominya untuk membiayai berbagai riset teknologi.
Sehingga China kini sejajar dengan AS, Eropa, dan Jepang menjadi negara-negara elite di bidang teknologi.
"Sebagian besar fitur komputer ini dikembangkan di China, mereka hanya menggunakan Intel untuk bagian utama komputer," kata editor TOP500, Jack Dongarra, yang pernah berkunjung ke fasilitas Tianhe-2 pada Mei lalu.
"Sistem interkoneksi, sistem operasi, prosesor dan perangkat lunak semuanya dibuat di China," tambah Dongarra.
Namun, sejumlah pakar mengatakan, meski Tianhe-2 mampu menghasilkan lebih banyak kalkulasi per detik dibanding otak manusia, tetapi komputer itu tidak sehebat yang dibayangkan.
Otak manusia memiliki sistem pemrosesan data paralel yang jauh lebih canggih, yang memungkinkan untuk mengoperasikan banyak jaringan syaraf dalam waktu bersamaan.
Sementara komputer hanya bisa melakukan satu penghitungan dalam satu hitungan waktu.
China—penemu sempoa—memiliki sejarah panjang terkait penemuan teknik berhitung dan tabulasi.