"Sayangnya, kesadaran itu baru merupakan gerakan warga secara perseorangan dari individu-individu yang memiliki kepedulian tinggi terhadap khasanah bangunan tua di kotanya. Belum merupakan kepedulian kelembagaan atau gerakan kebersamaan antara warga masyarakat dengan unsur pemerintah," ungkap Sekretaris LSM 'Lembah Luk Ulo' Kebumen, Ir Sukmadi, di ruang kerjanya.
Diungkapkan, gerakan kepedulian warga Gombong terhadap bangunan-bangunan tua di kotanya, selain terwujud dalam tulisan di media sosial seperti blog, juga terlihat dalam gerakan nyata berupa restorasi bangunan tua di beberapa sudut kota. "Saat ini banyak blog warga Gombong yang bermukim di dalam maupun luar Gombong yang mengungkapkan kepedulian
mereka terhadap keberadaan bangunan tua di kota Gombong," ujar Sukmadi.
Selain itu, kata Sukmadi banyak pula bangunan tua yang kini direstorasi oleh warga yang sukses secara ekonomi, termasuk milik nenek pengusaha Martha Tilaar di Jalan Sempor Lama Gombong. Berdasarkan penelitian LSM Lembah Luk Ulo, puluhan bangunan tua yang bertebaran di kota Gombong secara garis besar terbagi dalam tiga kelompok kepemilikan, yaitu milik TNI Angkatan Darat, Pemkab Kebumen dan perorangan. (Dwi/krjogja.com):
