Laman

Senin, 07 April 2014

Nasib SMP Terbuka Di Purbalingga

PURBALINGGA - SMP Terbuka yang selama ini memfasilitasi siswa yang rata-rata sudah bekerja, semakin tahun nasibnya di ujung tanduk alias terancam tutup. Penyebabnya antara lain peserta didik semakij minim dan menyisakan siswa klas IX atau siswa tahap akhir.
Kabid Pendidikan Dasar Dindik Purbalingga, Sarjono menjelaskan, sampai tahun ajaran 2013/2014 ini jumlahnya tinggal 12 sekolah. Bahkan diperkirakan pada tahun ajaran berikutnya semakin berkurang. Misalnya saat ini SMPT 2 Kalimanah hanya menyisakan siswa klas IX. Kemudian SMPT Karangreja juga mengalami nasib yang sama.
"Selain penyebab itu, dari aspek pengelolaan manajemennya juga susah jika siswa semakin minim. Apaalagi anggaran juga hanya mengandalkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang tidak seberapa banyak," katanya, Sabtu (5/4).
Penyebab lain karena sekolah negeri reguler juga semakin mampu menampung siswa atau peserta didik baru setiap tahun ajaran baru. Kondisi ini menyebabkan secara signifikan bakal tutupnya SMPT itu.
Meski begitu, Dindik Purbalingga menjelang UN tahun ajaran ini tetap memfasilitasi peserta UN SMPT klas IX yang memiliki hak menjadi peserta. Bahkan tak jarang sekolah melalui guru atau wali kelas melakukan jemout bola dengan mendata mereka.
Upaya ini dilakukan agar data peserta UN dari SMPT tepat dan tidak ada yang tertinggal. Karena merupakan hak mereka dan Un juga tuntas kepesertaannya. Meski diakui tingkat kehadiran minim dan memerlukan upaya keras sekolah bersangkutan.
"Mengelola SMPT juga membutuhkan ketelatenan. Siswa yang cara belajarnya tidak seperti sekolah reguler ini membutuhkan tenaga ekstra. Kadang pertemuan atau kegiatan belajar mengajar hanya diikuti beberapa siswa saja. Ini harus disikapi dengan baik," tambahnya.
Pada tahun ajaran 2012/2013 jumlah SMPT di Purbalingga sebanyak 16 sekolah. Jumlah itu juga sudah mengalami penurunan karena tutup pada tahun-tahun sebelumnya.


KUALITAS BELAJAR HARUS DIPERBAIKI


Berkurangnya SMP Terbuka di Purbalingga tiap tahunnya, memang membuat perihatin. Meskipun demikian, sejumlah pihak menyarankan sekolah itu harus tetap ada dan bertahan.
Anggota Dewan Pendidikan Purbalingga, Subeno mengatakan, keberadaan SMPT harus tetap dipertahankan. Karena untuk memberikan kesempatan bagi siswa yang tidak memungkinkan tertampung di sekolah formal reguler.
Memang, saat ini SMP negeri dan swasta dinilai sudah mencukupi dan menampung masyarakat. Hanya saja bagi SMPT tetap bisa mengupayakan melakukan langkah untuk menampung kalangan siswa yang sudah tidak memungkinkan bertemu dalam pembelajaran setiap hari.
“Manajemen harus lebih diperbaiki lebih baik. Toh tidak ada persoalan dalam anggaran karena menerima BOS sama dengan sekolah reguler lainnya,” jelasnya.
Seperti diketahui, keberadaan SMP Terbuka di Purbalingga semakin tahun nasibnya semakin memperihatinkan dan  terancam tutup. Minimnya siswa menjadi penyebab utamanya.
Di 12 SMPT yang ada, hanya menyisakan siswa klas IX atau siswa tahap akhir. Padahal keberadaan sekolah ini sebagai sarana memfasilitasi siswa yang rata- rata sudah bekerja.

( Ryan Rachman/CN38/SM 

DAFTAR BLOG TER-UPDATE