Selama pancaroba tersebut, udara di Kebumen pada malam hari terasa 'gerah', siang hari terik dan kering lalu di sore hari turun hujan. Sementara itu warga Kebumen dan juga jateng selatan umumnya diminta untuk waspada terhadap kemungkinan bencana angin puting beliung dan petir.
"Pada April ini, pemanasan lokal lebih berperan dan berpotensi menumbuhkan awan cumolunimbus (Cb). Awan inilah yang memunculkan angin puting beliung dan petir," kata Kepala Kelompok Stasiun Meteorolog BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo, beberapa waktu lalu.
Awan Cb biasanya berbentuk seperti bunga kol. Awan jenis inilah yang berpotensi menimbulkan angin puting beliung dan petir. Awan tersebut muncul pengaruh dari pemanasan lokal. Teguh Wardoyo memperkirakan bahwa pada April curah hujan sudah lebih menurun jika dibandingkan dengan pada Maret.
"Karena intensitas yang tidak terus menerus, jeda waktu pada hujan berikutnya, misal hari ini hujan besok tidak hujan, pada jeda waktu sebelum hujan berikutnya terjadi pemanasan lokal yang memicu terjadinya Cb," jelasnya.
Dengan adanya pemanasan lokal tersebut, kata Teguh, maka akan menumbuhkan awan Cb. Teguh menambahkan, di Jateng selatan, musim kemarau diperkirakan akan terjadi pada awal bulam Juli mendatang. Sehingga pada bulan Mei sudah masuk musim pancaroba. (Lk/Kebumen Beriman)