Laman

Rabu, 11 Juni 2014

Putri Tukang Becak Ini Lulus dengan IPK 3,96



SEMARANG - Mugiyono, yang sehar-hari bekerja sebagai tukang becak di Kelurahan Langenharjo, Kendal, Jawa Tengah, merupakan orangtua yang sangat beruntung, karena putrinya, Raeni, lulus dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,96. Raeni benar-benar gadis luar biasa, dia pun tak malu datang ke acara wisuda diantar bapaknya naik becak.Raeni, wisudawan dari Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) berkali-kali membuktikan prestasinya beberapa kali memperoleh indeks prestasi 4, sempurna.
Gadis penerima beasiswa Bidikmisi ini memiliki cita-cita meneruskan kuliah ke Inggris."Selepas lulus sarjana, saya ingin melanjutkan kuliah lagi. Pengin-nya melanjutkan (kuliah) ke Inggris. Ya, kalau ada beasiswa lagi," kata gadis mais yang bercita-cita jadi guru tersebut seperti dikutip dari situs resmi Universitas Negeri Semarang,http://unnes.ac.id, Rabu (11/6/2014).Raeni menunjukkan tekad baja agar bisa menikmati masa depan yang lebih baik dan membahagiakan keluarganya. Mugiyono, ayah Raeni mengaku hanya bisa mendukung putri bungsunya itu untuk berkuliah agar bisa menjadi guru sesuai dengan cita-citanya."Sebagai orangtua hanya bisa mendukung. Saya rela mengajukan pensiun dini dari perusahaan kayu lapis agar mendapatkan pesangon," kata pria yang mulai menggenjot becak sejak 2010 itu.Sebagai tukang becak, diakui Mugiyono, penghasilannya tak menentu, sekitar Rp10 ribu hingga Rp50 ribu per hari. Karena itu, dia juga bekerja sebagai penjaga malam sebuah sekolah dengan gaji Rp450 ribu per bulan.Sementara itu, Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman, MHum, mengatakan, keberhasilan Raeni membuktikan tidak ada halangan bagi anak dari keluarga kurang mampu untuk bisa berkuliah dan berprestasi."Meski berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang, Raeni tetap bersemangat dan mampu menunjukkan prestasinya. Sampai saat ini Unnes menyediakan 26 persen dari jumlah kursi yang dimilikinya untuk mahasiswa dari keluarga tidak mampu. Kami sangat bangga dengan apa yang diraih Raeni," kata Fathur Rokhman.Dia yakin, dalam waktu tak lama lagi akan terjadi kebangkitan kaum dhuafa. "Anak-anak dari keluarga miskin akan segera tampil menjadi kaum terpelajar baru. Mereka akan tampil sebagai eksekutif, intelektual, pengusaha, bahkan pemimpin republik ini," katanya.Harapan itu terasa realistis karena jumlah penerima Bidikmisi lebih dari 50.000 per tahun. Unnes sendiri menyalurkan setidaknya 1.850 Bidikmisi setiap tahun

DAFTAR BLOG TER-UPDATE