Laman

Senin, 31 Maret 2014

70 Persen Caleg Belum Dikenali Masyarakat


Foto: 70 Persen Caleg Belum Dikenali Masyarakat

KEBUMEN-Berdasarkan hasil obeservasi Komunitas Pengamat Demokrasi Pemilu (KPDP) Kebumen, hampir 70 persen jumlah calon legislatif (Caleg) dari mulai tingkat daerah hingga pusat belum dikenali pemilih. Jadi jumlah caleg yang baru dikenali , minimal diukur dengan tatap muka langsung baru sekitar 30 dari jumlah keseluruhanya.

Atas kondisi tersebut, KPDP kahwatir pada pelaksanaan Pemilu besok, para pemilih kurang bisa menentukan pilihanya secara maksimal. Padahal jadwal pelaksanaan Pemilu hanya tingga sebulan lagi.  Masih banyak pemilih yang benar-benar belum tau calon pemimpin yang akan dipilihnya,karena hampir kebanyakan Caleg hanya melakukan kampanye atau sosialisasi kepada para pemilihnya hanya dengan alat peraga kampanye (APK). Sedangkan sosialisasi dengan cara tatap muka sangat minim dilakukan.

Koordinator KPDP Kebumen, Khoirul Anwar berujar, dari hasil observasi komunitasnya dilapangan selama sebulan ini, ditemukan bahwa sebagian besar masyarakat yang mempunyai hak pilih justru belum tau keseluruhan Caleg yang akan menjadi pilihanya. Sebagian besar mereka baru tau dua sampai tiga Caleg saja. 

"Rata-rata Caleg yang diketahui oleh mereka ,merupakan Caleg muka lama, atau mereka yang saat ini sudah duduk di kursi DPR,"ungkap Anwar.

Anwar menambahkan, dari hasil keterangan sejumlah Caleg atau partai yang ditemuinya. Mereka, yakni para caleg mengaku enggan melakukan sosialisasi dengan tatap muka secara langsung. Pasalnya mereka takut bakal mengeluarkan biaya yang jauh lebih besar. Mengingat jika melakukan sosialisasi secara tatap muka langsung, secara tidak langsung pasti mereka harus meninggalkan sejumlah uang sebagai tanda kenang-kenangan kepada masyarakat. Selain itu, pertemuan langsung dianggapnya kurang efektif. Karena pada saat ini masyarakat juga sudah pinter, sebagian besar dari mereka sudah banyak yang menyatakan bakal memilih jika ada uangnya.

Atas kondisi tersebut, diharapkan KPU juga mulai mengoptimalkan jajaranya, seperti Relawan Demokrasi, PPK dan PPS untuk membantu memberikan pendidikan pemilih cerdas kepada masyarakat. Dengan harapan cara pandang masyarakat mengenai money politik bisa diantisipasi atau dikurangi.

"Mengingat kinerja Relawan Demokrasi, PPK dan PPS belum maksimal dalam mensosialisasikan pendidikan Pemilu kepada masyarakat. Karena mereka cenderung hanya bekerja sesuai target yang diberikan."Padahal sebagai komunitas, kita juga terus berupaya memberikan pendidikan Pemilu kepada masyarakat secara suka rela,"tambah Anwar.(arn)
KEBUMEN-Berdasarkan hasil obeservasi Komunitas Pengamat Demokrasi Pemilu (KPDP) Kebumen, hampir 70 persen jumlah calon legislatif (Caleg) dari mulai tingkat daerah hingga pusat belum dikenali pemilih. Jadi jumlah caleg yang baru dikenali , minimal diukur dengan tatap muka langsung baru sekitar 30 dari jumlah keseluruhanya.
Atas kondisi tersebut, KPDP kahwatir pada pelaksanaan Pemilu besok, para pemilih kurang bisa menentukan pilihanya secara maksimal. Padahal jadwal pelaksanaan Pemilu hanya tingga sebulan lagi. Masih banyak pemilih yang benar-benar belum tau calon pemimpin yang akan dipilihnya,karena hampir kebanyakan Caleg hanya melakukan kampanye atau sosialisasi kepada para pemilihnya hanya dengan alat peraga kampanye (APK). Sedangkan sosialisasi dengan cara tatap muka sangat minim dilakukan.

Koordinator KPDP Kebumen, Khoirul Anwar berujar, dari hasil observasi komunitasnya dilapangan selama sebulan ini, ditemukan bahwa sebagian besar masyarakat yang mempunyai hak pilih justru belum tau keseluruhan Caleg yang akan menjadi pilihanya. Sebagian besar mereka baru tau dua sampai tiga Caleg saja.

"Rata-rata Caleg yang diketahui oleh mereka ,merupakan Caleg muka lama, atau mereka yang saat ini sudah duduk di kursi DPR,"ungkap Anwar.

Anwar menambahkan, dari hasil keterangan sejumlah Caleg atau partai yang ditemuinya. Mereka, yakni para caleg mengaku enggan melakukan sosialisasi dengan tatap muka secara langsung. Pasalnya mereka takut bakal mengeluarkan biaya yang jauh lebih besar. Mengingat jika melakukan sosialisasi secara tatap muka langsung, secara tidak langsung pasti mereka harus meninggalkan sejumlah uang sebagai tanda kenang-kenangan kepada masyarakat. Selain itu, pertemuan langsung dianggapnya kurang efektif. Karena pada saat ini masyarakat juga sudah pinter, sebagian besar dari mereka sudah banyak yang menyatakan bakal memilih jika ada uangnya.

Atas kondisi tersebut, diharapkan KPU juga mulai mengoptimalkan jajaranya, seperti Relawan Demokrasi, PPK dan PPS untuk membantu memberikan pendidikan pemilih cerdas kepada masyarakat. Dengan harapan cara pandang masyarakat mengenai money politik bisa diantisipasi atau dikurangi.

"Mengingat kinerja Relawan Demokrasi, PPK dan PPS belum maksimal dalam mensosialisasikan pendidikan Pemilu kepada masyarakat. Karena mereka cenderung hanya bekerja sesuai target yang diberikan."Padahal sebagai komunitas, kita juga terus berupaya memberikan pendidikan Pemilu kepada masyarakat secara suka rela,"tambah Anwar.(arn)

DAFTAR BLOG TER-UPDATE