Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purbalingga, Priyo Satmoko menjelaskan, bisa dikatakan sampai akhir April ini sebagai Pancaroba. Sesuai rilis BMKG Semarang, musim ini ditandai dengan masih adanya angin kencang dan hujan dengan intensitas tinggi. Artinya di Purbalingga tetap waspada adanya perubahan musim ini.
"Kalau angin saya rasa susah diprediksi di titik mana saja. Semua wilayah bisa saja terkena, tergantung kondisi di titik itu. Tidak bisa selalu dititik kecamatan tertentu atau desa tertentu. Kami bukan menakuti, namun agar masyarakat saat ini tetap waspada," paparnya.
"Kalau angin saya rasa susah diprediksi di titik mana saja. Semua wilayah bisa saja terkena, tergantung kondisi di titik itu. Tidak bisa selalu dititik kecamatan tertentu atau desa tertentu. Kami bukan menakuti, namun agar masyarakat saat ini tetap waspada," paparnya.
Sementara itu untuk potensi bencana lainnya masih tanah longsor, seperti di wilayah pegunungan di bagian Utara kabupaten Purbalingga. Masyarakat di sana juga diminta selalu waspada dan segera melaporkan sekecil apapun informasi kejadian di sana.
"Kalau tanah longsor biasanya bisa dilihat tanda-tandanya. Seperti tebing mulai rembes air dari dalam dan bisa dilihat dengan mata telanjang. Kalau sudah ada seperti itu, warga di dekat titik longsor diminta segera menjauhi titik rawan itu segera," tambahnya.
Priyo juga mengatakan, meski melalui anggaran pemkab selalu siap, namun bukan berarti bencana dihadapi dengan main-main. Semua langkah antisipatif tetap dikedepankan. Selain itu bagi wilayah yan belum lama ini terken bencana juga secara kontinyu dibantu material untuk pemulihan kondisi rumah yang rusak.
"Hari ini, dari Bakorwil III juga akan turun memberikan bantuan material ke wilayah Kutasari yang belum lama ini diterjang puting beliung. Kami dari pemkab juga sudah mendistribusikan kurang lebih 1.000 lembar seng. Selain material lainnya seperti paku dan lainnya," katanya.
( Ryan Rachman /CN31/SMNetwork/JuniAminudinBloG )