Sejak memasuki bulan Rajab, Masrukhin (37), pedagang daging ayam broiler di pasar darurat Sruni Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, mengaku bisa menjual hingga 100 kilogram dalam sehari. Padahal pada sebelumnya, dalam sehari rata-rata hanya bisa menjual sekitar 30 kilogram.
"Kalau bulan Rajab, banyak yang hajatan, terutama pernikahan. Setiap kampung juga memperingati Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, jadi banyak yang membutuhkan daging ayam," terang Masrukhin seraya mengaku ayam broiler yang dijual dipasok oleh pedagang ayam.
Menurutnya, harga daging ayam broiler naik karena harga dari pemasoknya juga naik. Jika semula ia bisa menjual dengan harga Rp 22.000 ribu hingga Rp 24.000 perkilogram untuk ayam utuh, sejak memasuki bulan Rajab menjadi Rp 25.000. "Kalau milih membeli paha atau dada saja, harganya lebih mahal," ujarnya.
Naiknya harga ayam broiler diakui Tukiyo (30) peternak ayam di Desa Surorejan, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen. Menurut Tukiyo yang memelihara ayam dengan pola kemitraan, perusahaan inti kini berani membeli dengan harga Rp 17.000 perkilogram ayam hidup.
"Semula oleh perusahaan inti dibeli dengan harga Rp 13.000 hingga Rp 15.000 perkilogram ayam hidup. Namun menjelang bulan Rajab, harganya merangkak naik. Sekarang Rp 17.000 perkilogram ayam hidup," jelas Tukiyo yang yang sudah 7 tahun memelihara ayam broiler. (krjogja/Suk)