Laman

Rabu, 30 April 2014

Koperasi Didorong Kembangkan Sektor Usaha


KEBUMEN - Koperasi didorong untuk mengembangkan sektor usaha sesuai dengan bentuk dan jenis usahanya. Apakah akan mengarah kepada koperasi konsumen, produsen, simpan pinjam, atau koperasi jasa. Koperasi juga mengarah pada usaha yang berhubungan dengan kebutuhan dasar masyarakat sehari-hari.
Demikian disampaikan oleh Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Kebumen Djoko Soetrisno dalam pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dekopin di Hotel Candisari, Kebumen, Selasa (29/4). Rakerda yang dihadiri oleh 105 anggota Dekopin tersebut dibuka oleh Asisten Sekda Kebumen Bidang Administrasi Tri Haryono.

Hadir Ketua Bidang Pemberdayaan Dekopin Wilayah Jateng Muhammad Wahid dan Sekretaris Dinas Kopereasi dan UMKM Kebumen Farid Makruf. Dalam kesempatan itu diserahkan bantuan bagi korban bencana alam yang dihimpun oleh Dekopin Kebumen sebesar Rp 5,85 juta. Bantuan diserahkan oleh Tri Haryono kepada empat warga yang menjadi korban bencana alam.
Djoko Soetrisno menyampaikan, terbitnya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian menjadi tantangan yang harus disikapi dengan arif oleh seluruh gerakan koperasi. Tantangan tersebut meliputi keterbatasan informasi pasar dan teknologi, kendala akses modal dan keterbatasan sumberdaya manusia. Belum lagi, kurang dikenalnya koperasi sampai kepada masyarakat yang paling bawah.
"Untuk itu, perlu diupayakan untuk menggerakkan denyut nadi koperasi," imbuh Djoko Soetrisno.
Menurut pria yang pernah menjabat Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kebumen itu, perlu dilakukan pembenahan dan peningkatan kinerja Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Usaha Simpan Pinjam (USP). Lemudian pengelolaan kemampuan profesional keuangan bidang mikro, adanya lembaga fungsional untuk memantau usaha simpan pinjam dan adanya dukungan kemudahan dari perbankan.
Ketua Bidang Pemberdayaan Dekopin Wilayah Jateng Muhammad Wahid memuji pelaksanaan Rakerda Dekopin Kebumen yang menjadi salah satu yang paling awal di Jateng. Dia berharap dalam rakerda tersebut dicermati kinerja Dekopin tahun 2013 dan program tahun 2014.
"Susun program yang realistis dan terukur. Jangan memiliki rencana yang tidak terjangkau," ujar Muhammad Wahid.
Wahid melihat kecenderungan rendahnya partisipasi anggota koperasi. Banyak anggota bahkan pengurus koperasi yang tidak paham hak dan kuwajiban. Untuk itu dia mendorong setiap tahun dianggarkan pendidikan koperasi.
"Hal ini agar anggota koperasi mendapatkan pemahaman tentang nilai-nilai dasar koperasi," harapnya. (SuaraMerdeka/LintasKebumen©2014)

DAFTAR BLOG TER-UPDATE