"Serangan hama itu hampir merata terjadi diseluruh lahan sawah diwilayah kecamatan Ayah.
Atas kondisi tersebut, rata-rata petani hanya bisa memanen sekitar 50 persen sampai 60 persen hasil tanam padi mereka. Sehingga akibatnya, para petani menderita kerugian yang tidak sedikit,"ungkap Maryatun, penyuluh lapangan UPT Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) kecamatan Ayah Kebumen.
Maryatun juga menambahkan,serangan hama musim panen tahun ini tergolong cukup parah ketimbang musim panen sebelumnya. Serangan hama merah ini juga baru mulai ada pada musim tanam tahun ini. Menurutnya sudah berbagai jenis pestisida yang disemprotkan ke hama tersebut, namun kurang efektif juga. Namun setelah diuji coba, untuk menekan perkembangan serangan hama merah tersebut, memang petani harus menyemprot setiap hari tanaman padi mereka dengan pestisida. Meskipun sampai pada waktu panen, tetap saja hanya sekitar 50 persen sampai 60 persen padi yang bisa terpanen.
Menurutnya,serangan hama merah tersebut diperkirakan sebagai serangan hama musiman. Karena serangan hama tersebut tidak hanya dialami para petani diwilayah kecamatan Ayah saja. Dibeberapa wilayah lain, seperti lahan sawah petani kabupaten Cilacap dan Banyumas juga mengalami serangan hama yang sama.
"Kita juga masih terus berupaya mencari tau penyebab dan solusi serangan hama merah ini,"tuturnya (bento)