SISA HAMA: Sejumlah petani Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja memanen padi sisa hama wereng dan tikus yang merusak. (Teguh Hidayat Akbar/SM) |
BANYUMAS - Serangan hama wereng di wilayah Kecamatan Kemranjen, Banyumas, mengganas dalam beberapa waktu terakhir. Dampaknya, 80 dari 225 hektare sawah di Desa Sirau kering dan dipastikan gagal panen.
Kades Sirau, Agus Sumantri mengatakan, wereng yang menyerang sudah masuk kelas berat. Sejumlah upaya perawatan dan penyemprotan pestisida yang dilakukan berulang sudah tidak mempan. "Termasuk obat bantuan dari Pemkab," katanya, Minggu (5/4).
Seperti dua hektare sawah bengkok Agus yang dipekerjakan kepada warga. Upaya penyemprotan sudah dilakukan lebih dari lima kali. Namun wereng tidak bisa dikendalikan, sehingga padi ludes dan kering. "Padahal yang saya gunakan obat mahal," jelasnya.
Seperti dua hektare sawah bengkok Agus yang dipekerjakan kepada warga. Upaya penyemprotan sudah dilakukan lebih dari lima kali. Namun wereng tidak bisa dikendalikan, sehingga padi ludes dan kering. "Padahal yang saya gunakan obat mahal," jelasnya.
Serangan wereng juga mengganas di Kecamatan Patikraja. Seperti yang dialami Sastro Wiryono (67), petani Desa Pegalongan yang mengandalkan hidup dari menggarap sawah bengkok desa. Dua petak sawah yang digarapnya ludes dirusak tikus dan wereng. Padi yang terbilang mulus hanya tersisa di pinggir saja. Dampaknya, panen padi menurun tajam.
Diceritakan, dua petak sawah yang digarap biasanya menghasilkan dua ton. Sementara panen kali ini, hitungannya tidak lebih dari 6 kuintal.
"Ingkang teksih wonten pantune niku ingkang teng pinggir, caket galengan. Menawi ingkang teng tengah niku, wontene namun thukulane mawon (yang masih ada padinya itu hanya yang di pinggiran, dekat pematang sawah. Kalau yang di tengah, itu hanya persemaian baru setelah tanaman kering)," kata Sastro Wiryono.
Demikian halnya sawah lain di wilayah tersebut seluas dua hektare. Memasuki masa panen, wereng dan tikus tak henti menyerang dan merusak tanaman. "Sedaya kados niku. Namung kadose ingkang paling parah pantune kulo (semuanya seperti itu, hanya yang paling parah diserang sepertinya padi saya)," kata dia.
Sastro pun harus memutar otak untuk mencari pendapatan lain agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dinpertanbunhut) Kabupaten Banyumas, Ir Tjutjun Sunarti Rochidi, saat dikonfirmasi mengimbau agar petani rutin melakukan perawatan dan penyemprotan ketika hama menyerang.
( Teguh Hidayat Akbar/SM/JuniAminudinBloG )