Laman

Senin, 05 Mei 2014

Siswa SLB di Kebumen Mogok Karena Tak Diikutkan UN


KEBUMEN  - Karena keterbatasan tingkat kecerdasan mental dan intelektual, tujuh siswa kelas tiga penderita tuna grahita SMP Luar Biasa (SMPLB) Putera Pertiwi Kebumen tak diikutsertakan dalam Ujian Nasional (UN) 2014. Sebagai gantinya, mereka mengikuti ujian sekolah yang waktunya disamakan dengan UN SMP, Senin (05/05/2014) sampai Rabu (07/05/2014).

Namun dari tujuh siswa itu, seorang siswa mogok tak mau masuk ke ruang ujian dan memilih menyendiri di ruang lain. "Di antara tujuh siswa tuna grahita ini terdapat empat siswa yang belum bisa membaca dan menulis sampai kelas tiga SMP sekarang ini. Bahkan, juga tak bisa berkomunikasi dengan lisan. Mengingat kondisi mereka itu, semuanya tak kami ikutkan dalam ujian nasional," beber Kepala SMPLB Putera Pertiwi Kebumen, Hj Samsiyati BA, Senin (05/05/2014).

Menurut Samsiyati, pada UN 2014 SMPLB Putera Pertiwi mengikutkan dua siswa tuna daksa/cacat tubuh dan lima siswa tuna rungu tuna wicara. Mereka dipandang memiliki tingkat kecerdasan yang layak untuk mengikuti UN.

Adapun keputusan untuk tak mengikutsertakan ketujuh siswa tuna grahita dalam UN, selain tak ingin membebani mereka, juga berdasarkan aturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menegaskan bahwa siswa tuna grahita diperbolehkan tak mengikuti UN.

Dikatakan, dari tujuh siswa itu hanya tiga orang yang tergolong tuna grahita ringan dan bisa membaca dan menulis. Sedang empat siswa tergolong tuna grahita berat yang tak bisa membaca, menulis dan komunikasi lesan.

"Mengingat kondisi mereka, soal-soal ujian sekolah kami buat sangat sederhana," jelas Samsiyati. (Dwi/krjogja.com)

DAFTAR BLOG TER-UPDATE