Bumi berpotensi dikunjungi 'tamu' tak diundang, yaitu asteroid baru seukuran bus. Kedatangan batu antariksa dengan jarak 186 ribu mil (299.338 Km) dari Bumi-- lebih dekat jarak Bumi-Bulan yang mencapai 238,855 mil (384.400 Km)-- telah menjadi perhatian peneliti Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Melansir Daily Mail, Selasa 6 Mei 2014, peneliti di Jet Propulsion Laboratory NASa, California, mengatakan meski sangat dekat, asteroid itu tidak mengancam Bumi. Asteroid yang dinamai HL 129 itu dilaporkan baru saja ditemukan peneliti pada 29 April lalu oleh astronom dan tim Mount Lemmon Survey. Perkiraan peneliti, batu antariksa itu memiliki lebar 7,6 meter.
Sejauh ini ilmuwan antariksa dunia terus memonitor langit untuk mengantisipasi datangnya asteroid yang dapat menghantam permukaan Bumi. Penelitian terbaru mengungkapkan Bumi sangat rentan dengan dampak asteroid.
Fakta itu ditemukan dalam studi B612 Foundation, sebuah lembaga yang dibentuk oleh tiga mantan astronot. B612 Foundation menemukan antara tahun 2000 dan 2013, Bumi telah dihantam 26 asteroid setidaknya sekali setiap dalam enam bulan.
Studi itu menambahkan energi asteroid tersebut beragam mulai dari satu hingga 600 kiloton. Sebagai perbandingan, ledakan nuklir yang meratakan Hiroshima tahun 1945 "hanya" memiliki energi 15 kiloton.
Untungnya, dari beberapa asteroid berenergi nuklir itu jatuh di daerah tak berpenghuni di Atlantik dan Samudera Pasifik. Jika itu menghantam daratan berpenduduk, bisa dibayangkan dampak hebatnya.
Dampak asteroid besar bagi manusia yang masih terekam dalam ingatan yakni saat asteroid meledak di Chelyabinsk, Rusia 2013 silam. Ledakan itu melukai lebih dari 1.000 orang.
Sedangkan dampak tumbukan asteroid terbesar dalam catatan sejarah yaitu ledakan asteroid Tunguska, Siberia pada 1908 silam. Ledakan ini menghasilkan energi setara 5 ribu hingga 15 ribu ton TNT dan meratakan daerah hutan seluas 2 ribu Km persegi. (ren)
Studi itu menambahkan energi asteroid tersebut beragam mulai dari satu hingga 600 kiloton. Sebagai perbandingan, ledakan nuklir yang meratakan Hiroshima tahun 1945 "hanya" memiliki energi 15 kiloton.
Untungnya, dari beberapa asteroid berenergi nuklir itu jatuh di daerah tak berpenghuni di Atlantik dan Samudera Pasifik. Jika itu menghantam daratan berpenduduk, bisa dibayangkan dampak hebatnya.
Dampak asteroid besar bagi manusia yang masih terekam dalam ingatan yakni saat asteroid meledak di Chelyabinsk, Rusia 2013 silam. Ledakan itu melukai lebih dari 1.000 orang.
Sedangkan dampak tumbukan asteroid terbesar dalam catatan sejarah yaitu ledakan asteroid Tunguska, Siberia pada 1908 silam. Ledakan ini menghasilkan energi setara 5 ribu hingga 15 ribu ton TNT dan meratakan daerah hutan seluas 2 ribu Km persegi. (ren)