Selama beberapa dekade, jogging (berlari pagi) telah menjelma menjadi olahraga yang hemat biaya dengan menfaat yang cukup signifikan, seperti meningkatkan kebugaran dan kesehatan jantung. Bahkan jogging juga diyakini mampu meningkatkan kualitas metabolisme tubuh dan menurunkan berat badan. Namun, apakah manfaatnya seindah secarik puisi kertas Shakespeare?
Greg Brookes, pakar sebuah kebugaran tubuh mempunyai fakta tentang jogging.
Pertama, ketika dilakukan, seseorang memiki harapan besar bahwa jogging bisa menurunkan berat badan. Nyatanya, kata dia, hal itu tidak berhasil. Bahkan, Brookes menyatakan jogging menurunkan ukuran jantung seseorang.
"Otot kecil menggunakan energi yang sedikit namun efisien. Jika jantung adalah otot dan Anda memaksakannya bekerja dalam waktu yang cukup lama, maka secara alami jantung akan menyusut untuk menggunakan sedikit energi untuk menjadi efisien. Jika Anda menginginkan ukuran jantung meningkat, maka Anda harus melatih kekuatan jentung Anda bukan berlatih memperbesar ukurannya,"Ungkapnya seperti dikutip dari dailymail.
Fakta kedua, jogging menyebabkan cedera yang disebabkan pergerakan yang berulang-ulang pada otot lutut atau engkel. Menurut Brookes, jika seseorang benar-benar menahan banyak lemak."Ketika Anda berlari selama 2,5 jam, berat tubuh Anda ditopang sendi. Jika sendi secara terus menerus menahan beban, sendi Anda akan aus. Akibatnya, Anda menjadi rentan cedera," paparnya.
Fakta ketiga, sebagian besar individu percaya jogging membantu metabolisme berjalan baik. Sayangnya, keyakinan itu dinilai Brookes salah kaprah. Menurut dia, jogging membuat energi yang dikeluarkan tubuh kian besar. Lantaran kekurangan energi, tubuh mengambilnya dari jaringan otot.
"Jika Anda benar-benar serius menginginkan otot Anda rusak dan ingin pula menurunkan metabolisme tubuh, sebaiknya Anda teruslah berjogging," kata Brooke.
Fakta keempat, keyakinan jogging membuat tubuh makin aduhai dan langsing merupakan mimpi belaka. Pasalnya, Brookes mengungkapkan jogging justru membuat seseorang gemuk."Lemak merupakan bagian dari tubuh yang merupakan sumber energi. Semakin banyak Anda lari, tubuh akan mempersiapkan diri untuk lari berikutnya. Anda akan menahan lebih banyak," ungkapnya.
Alasan lain, kata Brooke, seseorang tidak akan ramping karena tubuh merupakan mesin yang mengagumkan. Tubuh, lanjutnya, akan mengadaptasikan apapun. Semakin banyak sesorang menghabiskan waktu berlari, manfaat yang diperoleh adalah mimimnya energi yang digunakan."Dan semakin sedikit kalori yang anda bakar," jelasnya.
Fakta kelima, jogging menyebabkan seseorang mengalami selulit. Brooke mengungkapkan, berlari atau jogging membuat sistem limfatik berjalan tidak normal. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Akibat minimnya kelancaran sirkulasi getah bening menyebabkan munculnya selulit.
Fakta itu didukung oleh Marco Mastrocco, Kepala pelatih dan Manager Gym Epic Kickboxing di London Barat. Mastrocco menyatakan, jogging merupakan olahraga yang mengembangkan selulit pada tubuh. Kata dia, selulit merupakan bentuk kelainan fungsi dari sirkulasi getah bening yang mempengaruhi kulit. "Jika jogging terus dilakukan, maka radikal bebas akan merusak sel, "ungkapnya. Pendapat senada juga disampaikan Carole Caplin dari health club Lifesmart.
Fakta keenam, Jogging tidaklah menghilangkan resiko seseorang terkena serangan jantung. Brooke mengungkapkan bahwa Jogging hanyalah mengurangi kalori, menguatkan jantung, dan metabolisme bila dilakukan selama 10 menit. Sayangnya, kata dia, banyak individu yang melakukan jogging secara berlebihan. Akibatnya, bukan manfaat yang didapat melainkan resiko gangguan kesehatan yang muncul.
Brookes percaya, jogging yang dilakukan secara berlebihan mengakibatkan adanya metabolisme yang keblabasan. Maksudnya, ketika jogging normal, akan mengurangi kalori yang dibutuhkan. Sebaliknya, saat jogging dilakukan berlebihan, kalori yang dibakar melebihi batas yang diperlukan. "Itulah yang berbahaya," ingat dia.
Karena itu Brookes menyarankan agar setiap orang melakukan hal yang sewajarnya dengan pola olahraga yang terukur dan terstruktur. Misalnya, dalam satu wktu olahraga, hanya dibutuhkan 5 menit untuk pemanasan. lari cepat 30 detik, dan jogging 90 detik. 'Ulangi pola ini tiga hingga delapan kali dalam sehari. Dengan pola tersebut, sama saja Anda bersepeda atau jogging di gym," pungkasnya.
"Jika Anda benar-benar serius menginginkan otot Anda rusak dan ingin pula menurunkan metabolisme tubuh, sebaiknya Anda teruslah berjogging," kata Brooke.
Fakta keempat, keyakinan jogging membuat tubuh makin aduhai dan langsing merupakan mimpi belaka. Pasalnya, Brookes mengungkapkan jogging justru membuat seseorang gemuk."Lemak merupakan bagian dari tubuh yang merupakan sumber energi. Semakin banyak Anda lari, tubuh akan mempersiapkan diri untuk lari berikutnya. Anda akan menahan lebih banyak," ungkapnya.
Alasan lain, kata Brooke, seseorang tidak akan ramping karena tubuh merupakan mesin yang mengagumkan. Tubuh, lanjutnya, akan mengadaptasikan apapun. Semakin banyak sesorang menghabiskan waktu berlari, manfaat yang diperoleh adalah mimimnya energi yang digunakan."Dan semakin sedikit kalori yang anda bakar," jelasnya.
Fakta kelima, jogging menyebabkan seseorang mengalami selulit. Brooke mengungkapkan, berlari atau jogging membuat sistem limfatik berjalan tidak normal. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Akibat minimnya kelancaran sirkulasi getah bening menyebabkan munculnya selulit.
Fakta itu didukung oleh Marco Mastrocco, Kepala pelatih dan Manager Gym Epic Kickboxing di London Barat. Mastrocco menyatakan, jogging merupakan olahraga yang mengembangkan selulit pada tubuh. Kata dia, selulit merupakan bentuk kelainan fungsi dari sirkulasi getah bening yang mempengaruhi kulit. "Jika jogging terus dilakukan, maka radikal bebas akan merusak sel, "ungkapnya. Pendapat senada juga disampaikan Carole Caplin dari health club Lifesmart.
Fakta keenam, Jogging tidaklah menghilangkan resiko seseorang terkena serangan jantung. Brooke mengungkapkan bahwa Jogging hanyalah mengurangi kalori, menguatkan jantung, dan metabolisme bila dilakukan selama 10 menit. Sayangnya, kata dia, banyak individu yang melakukan jogging secara berlebihan. Akibatnya, bukan manfaat yang didapat melainkan resiko gangguan kesehatan yang muncul.
Brookes percaya, jogging yang dilakukan secara berlebihan mengakibatkan adanya metabolisme yang keblabasan. Maksudnya, ketika jogging normal, akan mengurangi kalori yang dibutuhkan. Sebaliknya, saat jogging dilakukan berlebihan, kalori yang dibakar melebihi batas yang diperlukan. "Itulah yang berbahaya," ingat dia.
Karena itu Brookes menyarankan agar setiap orang melakukan hal yang sewajarnya dengan pola olahraga yang terukur dan terstruktur. Misalnya, dalam satu wktu olahraga, hanya dibutuhkan 5 menit untuk pemanasan. lari cepat 30 detik, dan jogging 90 detik. 'Ulangi pola ini tiga hingga delapan kali dalam sehari. Dengan pola tersebut, sama saja Anda bersepeda atau jogging di gym," pungkasnya.