Komandan SAR Lawet Perkasa Bejo Priyono mengatakan, situasi nelayan di pesisir Kecamatan Ayah tidak terpengaruh adanya gempa di 240 Barat laut Bombay India. Sekitar 60-70% nelayan tetap melaut seperti sediakala.
"Hanya saja, lokasi parkir sedikit dinaikkan untuk memastikan aman jika terjadi gelombang pasang," ujarnya, Rabu (2/4).
Bejo Priyono mengakui saat ini gelombang di perairan Kebumen relatif tinggi hingga 2 meter. Namun dia tidak bisa memastikan, apakah hal itu merupakan dampak dari tsunami atau musim yang ada saat ini. Pasalnya, saat sekarang ini gelombang memang sedang tinggi.
Secara terpisah, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kebumen, dokter Dwi Budi Satrio mengatakan, pihaknya telah memberitahukan dampak gempa kepada pamong dan tokoh masyarakat melalui surat dan voice early warning system (EWS) sore dan malam hari.
"Walaupun ketinggian gelombang tidak terlalu bermakna tetapi masyarakat memiliki hak untuk mengetahui informasi," ujar dokter Budi Satrio seraya memastikan besarnya gelombang yang ditimbulkan akibat gempa di Chile tidak akan sampai merusak, termasuk perahu para nelayan di Kebumen.
Sebelumnya, Indonesia Tsunami Early Warning Center (InaTEWS) di BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tsunami yang akan melanda beberapa wilayah di Indonesia. Peringatan dikeluarkan berdasarkan analisis penjalaran tsunami.
BMKG menyampaikan peringatan dini tsunami tersebut kepada Posko BNPB. Ada 115 lokasi di kabupaten atau kota dari 19 provinsi di Indonesia akan berpotensi terjadi tsunami. Tinggi potensi tsunami nol sampai 0,5 meter. Waktu kedatangan tsunami pada Kamis 3 Maret 2014, sekira pukul 05.11 WIB, hingga pukul 19.44 WIB. Status peringatan adalah waspada.
"Pemerintah daerah provinsi, kabupaten, kota yang berada pada status waspada, diharap memerhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai di sekitar pantai," ucap Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, lewat rilisnya. (SuaraMerdeka/LintasKebumen)