KEBUMEN - Empat penyakit menular mengintai warga saat pancaroba atau pergantian musim dari penghujan ke kemarau. Keempat penyakit tersebut yakni diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), demam berdarah dengue (DBD) dan chikungunya.
Peningkatan jumlah kasus penyakit menular dipengaruhi oleh cuaca yakni saat pancaroba. Warga yang kondisi tubuhnya menurun bakal cepat terserang penyakit menular tersebut. Apalagi jika kondisi lingkungan rumah maupun lingkungan warga yang tidak bersih atau kotor.
Di Kabupaten Kebumen, penyakit Demam Berdarah (DBD) masih menjadi ancaman yang serius. Sejak awal tahun hingga Mei ini , tercatat sudah ada 48 warga yang positif terjangkit penyakit yang mematikan tersebut. Sementara 150 penderita lainnya masih berstatus suspect penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini.
Penemuan kasus DBD berada hampir di semua kecamatan di Kebumen , namun yang paling tinggi kasusnya berada di dua kecamatan Gombong dan Kebumen. Dan Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ) adalah cara yang efektif sekaligus murah untuk mencegah penyakit ini , dan usaha tersebut dapat berhasil jika diikuti masyarakat secara keseluruhan dan berkesinambungan.
Pengendalian nyamuk dalam skala besar bukan hal yang mudah. Tetapi dengan diterapkannya pengendalian nyamuk Aedes aegypti bisa meminimalisir penyakit DBD dan gejalanya. Akan tetapi, ada hal-hal yang harus dilakukan untuk membantu mengurangi risiko di sekitar rumah. Nyamuk betina bertelur di air.
Larva-larva dapat berkembang dalam wadah apa pun yang dapat menampung air selama kira-kira seminggu, misalnya ban bekas, kaleng bekas, botol, atau sisa-sisa tempurung kelapa. Menyingkirkan wadah-wadah semacam itu berarti melenyapkan tempat-tempat pembiakan nyamuk.
Selain itu, disarankan agar ember atau perahu dijungkirkan. Menyingkirkan air yang tergenang pada talang air juga membantu. Jadi Ingat 3 M sesuai dengan Pesan Layanan Pusat Komunikasi Publik Setjend Depkes RI yakni dengan 3M, Menguras, Menimbun dan Menguras. (BS/LintasKebumen©2014)
