Laman

Rabu, 21 Mei 2014

Nelayan Kebumen Hadapi Musim Paceklik


AYAH  - Para nelayan di pesisir Kecamatan Ayah, Kebumen, menghadapi musim paceklik menyusul gelombang besar di laut selatan sejak awal Mei lalu. Tingginya gelombang itu diperkirakan akan terus terjadi hingga Juli mendatang.

Sebagian besar nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangduwur, Kecamatan Ayah, memilih tidak melaut dan alih menggarap ladang, mengurus ternak dan sebagian menyadap nira kelapa. Dari sebanyak 350 perahu nelayan yang ada di Pantai Menganti, hanya sekitar 30 perahu saja yang berani melaut.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kebumen, Saman mengakui, tingginya gelombang menjadikan hanya sedikit nelayan yang berani melaut. "Gelombang besar yang terjadi sejak awal Mei, menandai masuknya musim paceklik bagi nelayan. Puncaknya Juli dan diperkirakan laut akan kembali normal pada pertengahan Agustus," ujar Saman di TPI Karangduwur, Senin (19/5).

Lebih lanjut, imbuh Saman, para nelayan yang tetap melaut, beradu nasib dengan gelombang besar untuk mendapatkan lobster mutiara yang harganya selangit.

Saat gelombang besar, harga lobster mutiara besar mencapai Rp 900.000/kg. Sedangkan lobster mutiara kecil Rp 550.000 dan lobster mutiara hijau Rp 450.000. "Harga paling murah ialah lobster mutiara batu Rp 300.000/kg," imbuhnya.
( Supriyanto / CN31 / SuaraMerdeka ) 

DAFTAR BLOG TER-UPDATE