Laman

Kamis, 19 Juni 2014

Dik Doank Kritisi Pola Pendidikan




KEBUMEN - Praktisi pendidikan dan pelestari lingkungan Dik Doank mengkritisi pola pendidikan di Indonesia. Seniman itu menilai anak-anak tidak mendapatkan ilmu sesuai dengan usianya.

Menurutnya, anak-anak sudah dijejali dengan pendidikan teoretis dan ilmu pasti. Padahal materi tersebut terlalu berat bagi anak.

"Sejak dini diajarkan matematika, bahasa inggris, bahkan sebelum usia sekolah," tuturnya dalam diskusi pendidikan di Kebumen, Rabu (18/06/2014).
Padahal anak-anak seharusnya mengawali pengetahuannya dengan seni. Jika anak bisa mengenali keindahan, akan tumbuh cinta, dimana Dik Doank mencontohkan anak-anak penikmat keindahan tidak akan senang jika melihat lingkungan sekitarnya kotor. Selain itu, kesalahan pendidikan sejak dini antara lain kurangnya menggambar

"Seni sangat sedikit sekali diajarkan dibandingkan matematika. Padahal segala temuan itu berawal dari gambar, misalnya penemu pesawat awalnya menggambar, baru kemudian dihitung," ungkapnya.

Dik Doank mencontohkan, almarhum Steve Jobs membentuk lembaga pendidikan khusus anak-anak, dimana aktivitas mereka hanya menggambar.

"Lewat gambar-gambar itu akhirnya direalisasikan hingga menjadi temuan yang hebat. Kemudian diekspor, kemudian Indonesia yang menggunakannya," terangnya.

Pola pendidikan di Indonesia, lanjutnya, hanya akan menciptakan sosok-sosok pekerja dan pegawai, bukan enterpreneur.

"Perlu ada perubahan pada sistem pendidikan, mulailah dengan mengenalkan keindahan dan seni sejak dini, dari situlah awal kemajuan bangsa," tegasnya.(KRjogja/LintasKebumen©2014)

DAFTAR BLOG TER-UPDATE