Laman

Kamis, 05 Juni 2014

Kendalikan Tikus, Warga Kebumen Gunakan Alpostran

Foto: ~ Kendalikan Tikus, Warga Gunakan Alpostran ~

KARANGANYAR - Pengendalian
tikus di Desa Grenggeng,
Kecamatan Karanganyar, Kebumen,
dilakukan serentak, Rabu (4/6).

Ratusan warga yang terlibat
dalam gerakan tersebut
menggunakan alpostran atau
tiran. Alpostran merupakan
sejenis obat tikus yang
menggunakan sistem pengasapan.
Kegiatan tersebut dihadiri
Muspika Karanganyar.

Tampak Sekretaris Dinas Pertanian
dan Peternakan Kabupaten
Kebumen Winoto. Anggota TNI
Koramil Karanganyar Kodim 0709
Kebumen juga ikut terjun ke
sawah. Pengendalian itu
dilakukan dengan cara mencari
sarang-sarang tikus. Selanjutnya
menyulut alpostran dan
dimasukkan ke dalam lubang yang
digunakan sebagai sarang hama
pengerat tersebut. Ada sebanyak
5.000 alpostran yang digunakan
untuk pengendalian tikus itu.

"Pengendalian tikus tersebut
sangat efektif dan efisien, karena
tidak merusak lingkungan sawah
serta sekitarnya," kata Agus Tri
Lastiono (42), penyuluh swadaya
di Pusat Pelatihan Pertanian
Perdesaan Swadaya (P4S) Sinar
Mutiara kelurahan Panjatan,
Kecamatan Karanganyar.
Hal itu mengingat pengendalian
tikus selama ini menggunakan
cara tradisional, yakni gropyokan.
Cara tersebut dilakukan dengan
menggali sarang tikus. Praktis,
sarang tikus yang berada di
tanggul sungai pun rusak.

Terlebih jika lokasinya di tepi
jalna atau rel kereta api. Kegiatan
ini untuk mendukung kecamatan
Pengendali Hama Tumbuhan (THT)
yang mewakili provinsi Jateng.
Sekretaris Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Kebumen,
Winoto, berharap kegiatan
tersebut berkesinambungan
seraya mengantisipasi datangnya
wereng coklat.

" Pengendalian tikus memang
harus rutin karena hama tersebut
berkembang biak sangat cepat,"
katanya.

Satu pasang tikus dalam satu
tahun beranak pinak mencapai
2.048 ekor tikus. Mengenai
antisipasi serangan wereng coklat
bisa dilakukan dengan agen
hayati, antara lain beauvaria
(jamur), saus cabai dan pestisida
nabati lainnya. (SuaraMerdeka/KebumenB)
KARANGANYAR - Pengendalian tikus di Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kebumen, dilakukan serentak, Rabu (4/6).

Ratusan warga yang terlibat dalam gerakan tersebut menggunakan alpostran atau tiran. Alpostran merupakan sejenis obat tikus yang menggunakan sistem pengasapan. Kegiatan tersebut dihadiri Muspika Karanganyar.

Tampak Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen Winoto. Anggota TNI Koramil Karanganyar Kodim 0709 Kebumen juga ikut terjun ke sawah. Pengendalian itu dilakukan dengan cara mencari sarang-sarang tikus. Selanjutnya menyulut alpostran dan dimasukkan ke dalam lubang yang digunakan sebagai sarang hama pengerat tersebut. Ada sebanyak 5.000 alpostran yang digunakan untuk pengendalian tikus itu.

"Pengendalian tikus tersebut sangat efektif dan efisien, karena tidak merusak lingkungan sawah serta sekitarnya," kata Agus TriLastiono (42), penyuluh swadaya di Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Sinar Mutiara kelurahan Panjatan, Kecamatan Karanganyar. Hal itu mengingat pengendalian tikus selama ini menggunakan cara tradisional, yakni gropyokan. Cara tersebut dilakukan dengan menggali sarang tikus. Praktis, sarang tikus yang berada di tanggul sungai pun rusak.

Terlebih jika lokasinya di tepi jalan atau rel kereta api. Kegiatan ini untuk mendukung kecamatan Pengendali Hama Tumbuhan (THT) yang mewakili provinsi Jateng. Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen, Winoto, berharap kegiatan tersebut berkesinambungan seraya mengantisipasi datangnya wereng coklat.

" Pengendalian tikus memang harus rutin karena hama tersebut berkembang biak sangat cepat," katanya.

Satu pasang tikus dalam satu tahun beranak pinak mencapai 2.048 ekor tikus. Mengenai antisipasi serangan wereng coklat bisa dilakukan dengan agen hayati, antara lain beauvaria (jamur), saus cabai dan pestisida nabati lainnya. (SuaraMerdeka/KebumenB)

DAFTAR BLOG TER-UPDATE