Laman

Senin, 31 Maret 2014

Prihatin Dengan Kelestarian Bahasa Jawa Di Era Globalisasi


Foto: Prihatin Dengan Kelestarian Bahasa Jawa

Sebagai seorang guru yang mengajar bahasa jawa di SMP Taman Dewasa Kebumen, Dra Ninik Surtinah SPd (49) mengaku sangat prihatin dan khawatir atas kelestarian bahasa jawa. Apalagi melihat kondisi jaman saat ini, sebagaimana budaya asing cukup kencang mengalahkan budaya tradisional yang ada. Hingga akhirnya mengakibatkan budaya tradisional semakin terpinggirkan.

Dia juga mengaku prihatin atas banyaknya masyarakat yang merasa tidak percaya diri (pede) menggunakan budaya sendiri. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya masyarakat jawa yang tidak pede menggunakan bahasa jawa yang merupakan identitasnya sebagai masyarakat jawa. Meski menghadapi kondisi yang demikian, ibu tiga anak yang sudah mengajar di SMP Taman Dewasa sejak tahun 1999 tersebut pantang menyerah untuk melestarikan bahasa jawa melalui anak didiknya.

Hal itu dibuktikan dengan tetap menggalakan intruksi Gubernur yang meminta agar instansi pendidikan maupun kepemerintahan untuk  berkomunikasi menggunakan bahasa jawa minimal satu hari dalam seminggu. Meski pada jaman sekarang siswa juga sulit untuk dibiasakan menggunakan bahasa jawa. Namun dia tetap berusaha membiasakan anak sisiknya meestarikan bahasa jawa dan tradisi jawa lainya. Mengingat ketika dirumah orang tua juga jarang yang mau menerapkan bahasa jawa sebagai komunikasi dalam keluarga.

Selain sebagai seorang guru, dirumahnya yakni Desa Plaosan Purworejo, ternyata dirinya menjabat sebagai ketua Rt di lingkungan Rt 02  Rw 16. Disana dirinya merupakan salah satu ketua Rt perempuan yang sangat disegani warganya. Karena meski perempuan, semua tugas ketua Rt dikerjakan dengan baik. Bahkan ketika dirinya hendak pensiun dari jabatan ketua Rt, warganya justru tidak mengijinkan. Dengan alasan tidak ada ketua Rt sebaik dirinya untuk menggantikan.

"Sebenarnya menjadi seorang ketua Rt bagi perempuan serba harus bekerja keras, karena harus membagi waktu antara bekerja, mengurus masyarakat dan mengurus masyarakat. Akan tetapi karena mendapat kepercayaan dari masyarakat, maka saya harus melaksanakan sebaik-baiknya,"pungkas ibu yang juga aktif diberbagai organisasi sosial kemasyarakatan tersebut.(arjn)
KEBUMEN- Sebagai seorang guru yang mengajar bahasa jawa di SMP Taman Dewasa Kebumen, Dra Ninik Surtinah SPd (49) mengaku sangat prihatin dan khawatir atas kelestarian bahasa jawa. Apalagi melihat kondisi jaman saat ini, sebagaimana budaya asing cukup kencang mengalahkan budaya tradisional yang ada. Hingga akhirnya mengakibatkan budaya tradisional semakin terpinggirkan.
Dia juga mengaku prihatin atas banyaknya masyarakat yang merasa tidak percaya diri (pede) menggunakan budaya sendiri. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya masyarakat jawa yang tidak pede menggunakan bahasa jawa yang merupakan identitasnya sebagai masyarakat jawa. Meski menghadapi kondisi yang demikian, ibu tiga anak yang sudah mengajar di SMP Taman Dewasa sejak tahun 1999 tersebut pantang menyerah untuk melestarikan bahasa jawa melalui anak didiknya.

Hal itu dibuktikan dengan tetap menggalakan intruksi Gubernur yang meminta agar instansi pendidikan maupun kepemerintahan untuk berkomunikasi menggunakan bahasa jawa minimal satu hari dalam seminggu. Meski pada jaman sekarang siswa juga sulit untuk dibiasakan menggunakan bahasa jawa. Namun dia tetap berusaha membiasakan anak didiknya melestarikan bahasa jawa dan tradisi jawa lainnya. Mengingat ketika dirumah orang tua juga jarang yang mau menerapkan bahasa jawa sebagai komunikasi dalam keluarga.

Selain sebagai seorang guru, dirumahnya yakni Desa Plaosan Purworejo, ternyata dirinya menjabat sebagai ketua Rt di lingkungan Rt 02 Rw 16. Disana dirinya merupakan salah satu ketua Rt perempuan yang sangat disegani warganya. Karena meski perempuan, semua tugas ketua Rt dikerjakan dengan baik. Bahkan ketika dirinya hendak pensiun dari jabatan ketua Rt, warganya justru tidak mengijinkan. Dengan alasan tidak ada ketua Rt sebaik dirinya untuk menggantikan.

"Sebenarnya menjadi seorang ketua Rt bagi perempuan serba harus bekerja keras, karena harus membagi waktu antara bekerja, mengurus masyarakat dan mengurus masyarakat. Akan tetapi karena mendapat kepercayaan dari masyarakat, maka saya harus melaksanakan sebaik-baiknya,"pungkas ibu yang juga aktif diberbagai organisasi sosial kemasyarakatan tersebut.(arjn)

DAFTAR BLOG TER-UPDATE