Laman

Jumat, 06 Juni 2014

Peresmian Purnapugar Vihara Bodhikirti Kuwarasan



KUWARASAN  - Ratusan umat Budha mengikuti perayaan Tri Suci Waisak 2558/2014 di Vihara Bodhikirti, Desa Purwodadi, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen, Rabu (4/6). Perayaan Waisak yang dihadiri oleh Bupati Kebumen Buyar Winarso dan Dirjen Bimas Budha Kemenag, Dasikin itu sekaligus peresmian purnapugar Vihara Bodhikirti.

Upacara perayaan Waisak berlangsung semarak dan khidmat. Hadir Bante Sri Panyavaro, Sanghapamoka Mahathera Sangha Theravada Indoensia. Tampak pula Bante Dama Mahatera, Nyana Suryandhi, dan perwakilan seluruh provinsi. Dalam perayaan yang mengangkat tema "Kerukunan Dasar Keutuhan" itu selain umat Budha Kebumen, tampak Bhiku dari perwakilan umat Budha dari Singapura.


Adapun peresmian purnapugar Vihara Bodhikirti tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan untaian melati oleh Bupati Buyar Winarso dan Dirjen Bimas Budha Kemenag Dasikin yang merupakan asli Kebumen. Acara dilanjutkan dengan peninjauan dhamasala atau ruang kebaktian Vihara yang pertama kali dibangun pada 1966 tersebut. Sebelumnya acara dimeriahkan sendratari, Bambangan Cakil dan Anoman Duta oleh penari dari Sanggar Tari Gelora Budaya Sikayu, Buayan.

Kalahkan Diri

Dalam kesempatan itu Bante Sri Panyavaro mengajak kepada umat Budha untuk peduli dengan orang lain. Karena Sidarta melihat satu penderitaan langsung peduli.

"Kita melihat penderitaan orang berkali-kali tetapi tidak peduli. Kita baru peduli jika penderitaan itu dialami orang keluarga sendiri," ujarnya.

Bante Sri Pannyavaro juga mengajak untuk mengalahkan diri sendiri. Karena tidak ada satu agama di dunia ini mengajarkan untuk mengalahkan orang. Semua agama pada hakikatnya mengalahkan diri sendiri agar bisa berguna bagi orang lain.

"Seorang pemimpin harus bisa mengalahkan dirinya sendiri, sebelum akan memimpin bangsa Indonesia," ujarnya.

Yang dimaksud dengan mengalahkan diri sendiri itu kata dia, yakni mengalahkan keserahakan, kebencian, dan berbagai macam keinginan. Orang yang serakah tidak bisa memimpin bangsa Indonesia.

Untuk itu pemimpin harus waspada jangan sampai sifat serahkannya muncul hingga akhir kepemimpinannya.

Ketua Vihara Bodhikirti sekaligus ketua panitia pembangunan Parjo Darmo Suwito mengatakan, sejak dibangun pada 1966 vihara itu telah direnovasi tiga kali.

Adapun renovasi kali ini dilaksanakan sejak 13 Juni 2013 hingga 23 Februari 2014. Total anggaran sebesar Rp 381,152 juta yang bersumber dari swadaya umat, donatur, dan dari Pemkab Kebumen. (J19-78/SuaraMerdeka)

DAFTAR BLOG TER-UPDATE